fbpx
Febriyan Writing about life and anything that happen in life is one of my to do things. That's the reason blog Blog Review, Tips & Inspirasi by Febriyan Lukito born. Now I also admins for: Tempat Nongkrong Seru Pikiran Random Tulisan Blogger Indonesia

Review Film Fantastic Four – Reboot F4 2015

4 min read

review film fantastic four reboot 2015 versi indonesia

Eh, bukan… ini bukan tulisan tentang F4 – yang dari Taiwan itu, tapi tentang Fantastic Four. Ada yang sudah nonton belum? Jadi kemarin malam saya nonton nih film ini – padahal film Mission Impossible aja masih belum nonton sampai sekarang. Sebelum saya mulai Review Film Fantastic Four ini, mau tanya dong, suka film Fantastic Four yang sebelumnya gak? Yang ada Jessica Alba itu tuhhh… 🙂

Nah, film Fantastic Four (2015) ini sebenarnya adalah reboot dari film F4 sebelumnya itu, film yang kalau gak salah sih sekitar tahun 2005-an, 10 tahun yang lalu. Saya sendiri sih penasaran begitu denger kata reboot disebut-sebut di website untuk film ini, apalagi setelah lihat beberapa film yang cenderung Reboot juga.

Baca juga: Review Film Jurassic World 

Plot Film Fantastic Four

review film fantastic four reboot 2015 Kisah film ini masih dengan tokoh yang sama (walau ganti pemainnya), yaitu tentang Reed Richards, seorang pria anak muda yang sejak kecil memang sudah terpikir untuk menciptakan mesin teleportasi. Dibantu dengan Ben Grimm, mereka menunjukkan mesin ini, yang memungkinkan menteleportasikan benda ke tempat lain dan mengembalikannya. Di pekan ilmiah itulah mereka bertemu dengan Professor Storm yang ditemani oleh anaknya, Sue Storm.

Reed diberikan beasiswa dan diajak bergabung dengan tim yang memang sudah menjalankan proyek mesin teleportasi sejak lama. Bersama dengan Victor Von Doom dan juga adik Sue, Johnny Storm, mereka pun berhasil menyelesaikan mesin teleportasi tersebut. Namun karena tidak mau menjadi ilmuwan terlupakan (sebagai inventor saja), Reed, Ben, Johnny dan Victor pun sepakat untuk mencoba menggunakan mesinnya dulu sebelum diambil alih militer.

Dan mereka berhasil teleportasi ke dimensi lain. Namun, saat teleportasi kembali ke bumi, mereka mengalami masalah hingga harus ditolong oleh Sue. Dan begitu berhasil kembali, mereka pun tak lagi sama. Reed memiliki tubuh yang elastis, Johnny terbakar, Ben menjadi makhluk bebatuan dan Sue terkena imbas juga menjadi invincible.

Cast Dan Crew Film Fantastic Four

Film reboot ini disutradarai oleh Josh Trank, yang juga penulis film Fantastic Four ini sebelumnya menulis dan menyutradari Film Chronicle (2012). Pemain film Fantastic Four atau yang diperkenalkan dengan F4 – Fantastic 4, ini pun sederet orang-orang baru, tidak ada satu pemain dari film sebelumnya. Pemeran Reed Richards dalam film ini adalah Miles Teller. Sue Storm diperankan oleh Kate Mara. Johnny Storm diperankan oleh Michael B. Jordan sedangkan Ben Grimm alias The Thing diperankan oleh Jamie Bell.

Deretan nama lainnya pun ikut terlibat dalam film ini antara lain Toby Kebbell (Victor Von Doom), Reg E. Cathey (Dr. Franklin Storm), Tim Blake Nelson (Dr. Allen).

Review Film Fantastic Four (2015): Bukan Film Penuh Aksi Super

Sebelum saya memulai review film Fantastic Four (2015) ini, saya ingin mengatakan kalau film ini sebenarnya adalah film yang dinantikan untuk tahun 2015 oleh saya dan beberapa teman saya. Jadi kami sangat antusias banget pas sudah keluar di bioskop. Apalagi beredar kabar kalau akan dibuatkan film gabungan antara X-Men dan Fantastic Four jika film ini booming di pasaran.

Film Fantastic Four 2015 ini mengambil cerita dari komik The Ultimate Fantastic Four yang dikeluarkan oleh Marvel, sebagai salah satu bagian dari Marvel Universe yang nantinya akan bertemu satu sama lain dengan para superhero Marvel lainnya dalam plot cerita yang jauh lebih besar lagi. Saya sendiri bukanlah pengikut setia komik Marvel dan baru tahu soal Marvel Universe ini dari salah seorang teman Helping yang memberikan informasi banyak saat saya membuat review film Avengers sebelumnya.

review film fantastic four reboot 2015 indonesia
The Human Torch

Kalau saya coba googling mengenai plot cerita The Ultimate Fantastic Four dan membandingkannya dengan Film Fantastic Four yang baru saja saya nonton, menurut saya, kisahnya tidaklah melenceng dari cerita di komik tersebut. Dimulai dari kisah kecil Reed dan Ben yang kemudian bertemu dengan Keluarga Storm dan bekerja sama dengan Victor. Plot cerita Fantastic Four ini rasanya cukup mewakili apa yang ada di dalam plot komiknya (mungkin yang agak berbeda adalah Johnny Storm – The Human Torch – adalah pria berkulit hitam).

Akan tetapi, saat menonton filmnya, satu hal yang saya paling ingat adalah di tengah-tengah film saya merasa mengantuk. Entah karena memang sayanya kurang istirahat sehingga merasa mengantuk atau memang dipicu oleh film yang saya tonton ini kurang dalam hal aksinya. Dalam benak saya, saat menantikan film ini adalah aksi-aksi superhero yang super wow…

Namun sepanjang film, aksi superhero dari ke-empat orang ini hanya saya dapatkan di akhir fillm dan itu pun cenderung terkesan cepat – atau dipercepat. Rupanya saya pun tidak sendirian, teman saya pun merasa kurang puas dengan aksi dalam Film Fantastic Four reboot ini. Mungkin kami sudah memiliki pakem yang cukup kencang untuk film-film superhero lainnya seperti The Avengers yang aksi laga ditunjukkan dari awal hingga akhir.

Saya memahami kalau film reboot ini ingin mengenalkan ulang kisah si tim fantastis dengan kekuatan berbeda-beda ini. Namun, alur cerita yang dibuat sepertinya terlalu panjang dalam mengenalkannya. Satu hal yang terpikir oleh saya saat itu juga adalah apakah akan ada pertemuan dengan X-men jika filmnya seperti ini dan juga dengan kritik atas film ini sejak diputar tidaklah bagus.

review film fantastic four reboot 2015 indonesia
Pemeran Reed Richard

Secara casting, saya merasa ke-empat tokoh utama dalam film ini cukup bagus kok. Mereka solid. Dan saya suka dengan Kate Mara yang memerankan karakter Sue Storm yang cerdik, tidak seperti dalam film Fantastic Four terdahulu. Dan yang paling menarik perhatian saya adalah pemeran Reed Richard. Saya tidak menyadari pada saat menonton trailer film ini ataupun di awal-awal film ini.

Belakangan saya baru sadar kalau dia adalah pemain dalam film Whiplash. Jika dibandingkan dengan karakternya di Whiplash dengan di film ini, jujur saya lebih suka akting Miles Teller di Whiplash. Di dalam film tentang passion musik itu, saya merasakan sekali passionnya dibandingkan karakternya sebagai ilmuwan Reed Richard. Tapi ya itu sih selera masing-masing ya.

Baca juga: Review Film Whiplash – Passion of Music

Memang Hollywood belakangan ini sedang mereboot film-film sukses mereka. Sebut saja film Terminator Genysis yang terakhir saya tonton di Ultra XD Cinemaxx itu pun merupakan reboot. Seakan Hollywood sedang ingin membuat ulang cerita film-film sukses yang pernah dibuat mereka dengan sesuatu yang baru. Namun bagi saya, reboot film Fantastic Four ini kurang berhasil. Saya tidak penasaran dengan apa yang ditawarkan berikutnya, kecuali kalau dalam kelanjutannya adalah film gabungan beberapa superhero Marvel.

Dengan rating di Rotten Tomatoes yang hanya 8% (per 15 Agustus 2015 7:45 WIB), saya jadi penasaran apakah akan ada kelanjutan tentang kolaborasi X-Men dan Fantastic Four ini, mengingat janjinya adalah hanya jika film Fantastic Four ini sukses di pasaran. Review yang buruk banyak menimpa film Fantastic Four ini, baik di RT ataupun IMDB (score film Fantastic Four di IMDB adalah 3.7 dari 10).

Secara keseluruhan, jika kamu mencari film penuh aksi untuk ditonton minggu ini, film Fantastic Four ini bukanlah film yang cocok. Mungkin bisa mencoba film Mission Impossible Rogue Nation. Seperti biasa saya akhiri Review Film Fantastic Four ini dengan memberikan nilai 3 dari 5. Kurang aksi namun masih okelah untuk akting dari bintang-bintang barunya. Dan berikut kutipan dari film ini yang saya suka, saya ambil dari IMDB seperti biasa:

Victor Domashev: You’ve opened a door you don’t know how to close. You don’t know anything about what’s coming.

Reed Richards: What is coming?

Victor Domashev: Doom!

Jadi mau menonton film apa akhir pekan panjang ini?

Febriyan Writing about life and anything that happen in life is one of my to do things. That's the reason blog Blog Review, Tips & Inspirasi by Febriyan Lukito born. Now I also admins for: Tempat Nongkrong Seru Pikiran Random Tulisan Blogger Indonesia

26 Replies to “Review Film Fantastic Four – Reboot F4 2015”

    1. In some ways, buat saya iya mas. Gak terlalu menarik. Namun kalau penggemar Marvel, ada baiknya menonton film ini karena nanti bisa berhubungan dengan film lainnya.

  1. Saya membiasakan utk tdk melihat rating IMDB/ komentar tmn saat akan menonton apa pun, trmsk urusan film. Sy lbh suka mengeksplore sisi2 lain, terutama cara mendidik anak (obrolan prof Storm ke Johnny yg membandingkan dgn Sue), atau saat Reed kecil presentasi di career day. Dialog2nya sgt bgs dan bermakna. Jrg film action amerika yg menyuguhkan pesan2 moral dlm filmnya. Overall, meski blm dianggap layak sbg film action, sy menikmati film ini sbg film yg mendidik. Kembali soal selera aja sih dan apa yg Anda cari dlm film ini sj

  2. Untuk sekedar hiburan akhir pekan, bolehlah menonton film seperti film ini.
    Lihat si Reed, ah jadi pengen nonton lagi Whiplash nih. Keren mainnya disana.
    Sbg penyuka musik jazz, saya suka banget Whiplash. Jazz-nya bener-bener jazz…

    Salam,

    1. Hahaha. Yang diinget Chris Evans nya doang pasti. Hahahaha. Yang dulu itu memang film komik banget Lia. Yang ini agak kurang.
      N yang lama ntu kan mengenalkan CE jd Captain America tuh

  3. yang udah nonton bilang film jelek pake banget. bahkan lebih jellek dari Green Lantern. Hahaha. Won’t spare my money for this movie then. 😛

    1. Green Lantern yang cincin kan ya? Suka kebalik sama Green Hornet gw. Hahaha.
      Yes. Banyak yang blg mang jelek Dan. Kmrn ntn dibayarin sih gw. Hahaha. And almost fell asleep during.

  4. malah lebih bagusan dikit dengan casting sebelumnya yang maen chris evans sebagai human torch.. yang ini keliatan cupu2…
    hemm.. sedikit mengecewakan sih emang mas…

    1. Sama mas. Saya pun nungguin film ini. Bagi saya sih kurang banget mas. Beberapa teman di path juga komen sama. Ada yang bener2 ketiduran pula.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *