Yang pernah mengalami masa bikin skripsi atau tesis pasti merasakan deh. Susahnya menyelesaikan skripsi itu. Bab demi bab dibuat seakan sedang bertarung dengan taruhan nyawa.
Berapa lama menyelesaikan skripsi kalian? Saya sendiri memulainya tanggal 24 Februari 2007. Tapi kemudian, semua saya tunda. Tunda dan tunda. Sampai akhirnya tidak selesai-selesai. Hahahaha
Pada saat menjelang deadline pengajuan sidang tahun 2007 itu (sekitar bulan November 2007) barulah saya mengebutnya. Saya memulai kembali skripsi saya sekitar bulan Agustus 2007.
Pada tanggal 17 Agustus 2007 tepatnya saya mengerjakan skripsi saya untuk bab 1 – 3. Saya kebut di hari itu dan selesai. Sedangkan saya masih punya 2 bab untuk dikerjakan dan diajukan untuk bimbingan yang mana minimal harus 5 kali bimbingan.
Tentang Skripsi Kehidupan – Apa Coba?
Dari mengerjakan skripsi dalam waktu singkat itu dan juga beberapa kali ‘berusaha’ membantu teman membuat skripsi mereka, saya mendapatkan sebuah pelajaran. Bahwa Kehidupan juga memiliki SKRIPSI. Yup… Sebuah Skripsi Kehidupan.
Tentang Skripsi
Di dalam membuat sebuah skripsi, seperti yang saya dan beberapa teman alami, kendala utama adalah ketika memulainya.
Kenapa? Karena kebanyakan dari kita masih belum memiliki bayangan tentang apa yang akan kita tuliskan dalam skripsi itu. Siapa subjek dan apa objek yang akan kita teliti darinya?
Kemudian setidaknya, dalam benak kita seharusnya saat membuat skripsi, kita sudah memiliki seperti apa kesimpulan yang akan kita dapatkan dari penelitian itu.
Setelah membuat skripsi dan kemudian membantu teman dalam mengembangkan skripsi mereka. Yang saya pelajari adalah jika kita sudah memiliki gambaran mengenai apa yang kita teliti, seperti apa teknik penelitiannya, boleh dibilang skripsi itu sudah dalam genggaman kita sekitar 80%.
Hal ini juga sebenarnya yang ditanyakan oleh pembimbing skripsi kita saat kita mengajukan proposal skripsi kita.
Masih ingat tidak? Pembimbing skripsi pasti akan menanyakan seperti apa kira-kira metode penelitian yang akan kita gunakan. Siapa dan bagaimana kita akan mendapatkan data untuk penelitian kita, dan lain sebagainya.
Di tahap ini sebenarnya pembimbing skripsi kita sedang mempersiapkan kita. Agar pada saat membuat skripsi nanti kita tidak menghadapi terlalu banyak kendala yang akhirnya membuat kita sendiri malas dan kemudian terlena dalam lamanya membuat skripsi.
Skripsi Kehidupan – 5 Bab Untuk Hidup Berdasarkan Visi
Kalau boleh saya analogikan dalam kehidupan, sebenarnya memiliki gambaran yang komprehensif mengenai skripsi yang akan kita kerjakan tersebut tidak jauh berbeda dengan salah satu habit dalam 7 Habits. Yaitu mengenai Habit ke-2: “Begin with the end of mind” – yang sering kalau diartikan adalah Hidup Berdasarkan Visi.
Setidaknya itulah yang sebenarnya diharapkan dari Habit ke-2 ini. Yaitu kita memiliki tujuan hidup. Kita sudah memiliki gambaran seperti apa kehidupan kita. Seperti apa kita ingin diingat oleh orang di sekitar kita. Dan langkah-langkah apa saja yang akan kita lakukan untuk mencapainya.
BAB I dalam Skripsi Kehidupan: Rumusan Masalah alias Visi Hidupmu
Dalam bab 1 sebuah skripsi biasanya berisikan tentang rumusan masalah. Inilah Visi dari skripsi itu sendiri. Apa permasalahan yang ada yang akan kita angkat dalam skripsi kita.
Bedanya dengan Visi hidup adalah bahwa visi hidup itu kita ciptakan. Seperti apa hidup kita nantinya, sedangkan visi skripsi lebih berbicara kondisi yang ada saat ini yang menarik untuk kita angkat sebagai topik pembahasan.
Baca juga: Membuat Tujuan Hidup
BAB II – Lihatlah Keluar dan Cari Sebanyak Mungkin “Teori” Kehidupan
Dan kemudian di dalam skripsi, Bab 2 berisikan Landasan Teori terkait dengan masalah yang kita angkat. Apa saja literatur yang sudah ada di luar sana terkait dengan topik skripsi kita. Akan kita temukan ratusan.
Jika kita analogikan dalam Skripsi Kehidupan, maka bab 2 ini adalah bab di mana kita mencari tahu seperti apa keadaan di luar sana terkait visi hidup yang baik.
Siapa saja contoh nyata dalam hidup yang dapat kita teladani. Bagaimana teori terkait visi hidup, mengenai kehidupan yang baik, kehidupan yang seimbang, dan sebagainya. Tentunya yang juga sejalan dengan VISI HIDUP yang kita inginkan.
BAB III – Kenali Subjek Penelitiannya – Kamu Sendiri
Dalam bab berikutnya, bab 3, kita akan mulai mengelupas sedikit demi sedikit subjek dan objek penelitian kita. Perusahaan mana yang kita teliti – mulai dari latar belakang perusahaan hingga detail terkait objek penelitian kita (bisa salah satu proses dalam perusahaan ataupun dalam laporan keuangan, dan lain sebagainya).
Dalam skripsi kehidupan, bab 3 ini adalah tentang diri kita. Untuk dapat menciptakan visi yang tepat dan juga hidup yang tepat, kita harus mengenali subjek penelitiannya, yaitu KITA SENDIRI.
Apa kelebihan kita, apa kekurangan kita (SWOT Analysis), jangan takut mengutarakan kekurangan kita. Kebanyakan orang enggan mengakui kekurangan diri sendiri.
Padahal dengan memahami dan mengakui kekurangan ini, kita justru jadi lebih memahami diri sendiri. Inilah bab 3 kita. Gambaran umum tentang diri kita terlebih dahulu.
BAB IV – Analisa Diri Kita
Kemudian kita mulai menganalisa, mengevaluasi objek penelitian kita dalam bab 4, dengan menggunakan berbagai macam teknik dan metodelogi penelitian yang beragam tentunya (jangan tanya saya apa perbedaan teknik dan metodelogi penilitan – saya lupa hehehe).
Dalam skripsi kehidupan ini, kita mulai menelaah lebih detail masing-masing kekuatan dan kekurangan kita.
Satu per satu kita kelupas dengan metode apapun yang kita pilih. Kita evaluasi apa saja yang perlu kita perbaiki. Apa saja yang perlu kita tingkatkan. Apa saja yang perlu kita tinggalkan agar kita dapat menggapai VISI HIDUP yang kita inginkan tentunya.
BAB V – Klimaks dalam Skripsi Kehidupan Kita
Finally… Bab 5 – Kesimpulan dan Saran. Akhir dari sebuah skripsi yang memakan waktu panjang penelitian dan pembuatannya, semua dirangkum dalam satu bab yang biasanya terdiri dari 5 halaman (biasanya ya… mungkin ada yang lebih).
Dalam skripsi kehidupan kita, Bab 5 ini adalah klimaksnya. Pencapaian sebuah VISI HIDUP kita. Sebuah titik puncak di mana kita menjadi diri yang kita inginkan sebenar-benarnya.
Sama seperti saat kita menyelsaikan Bab 5 dalam skripsi, saat kita menggapai bab ini pada skripsi kehidupan, sebuah rasa kepuasan, kebanggaan biasanya akan ada di dalam dada – kalau kata orang sih… membuncah di dada.
Jadi…
Siapkah membuat skripsi kehidupan kita?
Kalau di kehidupan nyari pembimbingnya rada susah.
Banyak rip tp mungkin kita tak menyadarinya.
Klo gak pernah buat skripsi piye?
gimana ya? bisa coba2 cari seperti apa skripsi. 😀
Rupanya kehidupan bisa juga dianalogikan seperti membuat skripsi ya?
Hahaha. Ini sih analogi saya aja.
hahaha. sama kita Mase. Lupa tanggalnya sih, tapi habis pengajuan judul ditinggalin ngilang hampir setahun. Trus balik karena diultimatum kalo gak selese kudu ganti judul Hahaha. Alhasil dikerjakan dalam waktu 3 bulanan. 😛
Hahahaha. Ya kan. Kalau difokuskan bisa cepat selesai ya mas.
hahaha
bahagia sekali mas Arif ini.
jadi inget pas kuliah bro 😛
Pas kuliah kmrn mba gmn? Cerita donggg
ajari buat skripsi dhonk
Wani piro? Hahahaha
Email aja ke febriyan.lukito@gmail.com
Mungkin bisa bantu.
betul banget bg Ryan ampe nyari dosen kmna mana
Hahaha. Dari ujung ke ujung ya. Hehe