fbpx
Febriyan Writing about life and anything that happen in life is one of my to do things. That's the reason blog Blog Review, Tips & Inspirasi by Febriyan Lukito born. Now I also admins for: Tempat Nongkrong Seru Pikiran Random Tulisan Blogger Indonesia

Orang Bijak Taat Pajak

2 min read

orang bijak taat pajak layanan pajak bumi bangunan cibubur

Paling inget deh saya sama tagline Kantor Pajak ntu. Jadi biar sayah dibilang bijak, saya pun bayar pajak. Hahahaha. Termasuk pajak bumi dan bangunan (PBB).

Ada yang udah bayar atau malah belum mikirin sama sekali buat bayar PBB? Kalau punya rumah ya harus bayar pajaknya dong ya. Masa make doang tapi gak mau bayar pajaknya.

Yang selalu saya coba ingat buat PBB dan pajak lainnya adalah tanggal deadline nya. Kalau PBB kan 31 Agustus tiap tahunnya. Kalau PPh tahunan Maret. Jadi itu aja sih yang saya ingetin. Biar kalau dah waktunya dah siap semua.

Pajak Bumi dan Bangunan Mahal

Beneran. Ada yang perhatiin gak. Makin lama makin mahal aja. Saya masih ingat pertama kali bayar buat yang di Cibubur ini masih seratusan ribu. Sekarang dah mendekati empat ratus. Eh tapi masih gak seberapa dibanding sepupu yang jutaan. Hihi.

Satu yang bisa disyukuri dari naiknya PBB sih artinya harga rumah kita naik juga. Kan gak ada perubahan tarif PBB nya. Jadi artinya nilai rumahnya yang berubah. Syukurlah. Jadi investasi rumah gak rugi kan? Ya kita harus lihat sisi positif dari masing-masing kejadian kan ya. Hehehe. Mudah-mudahan bisa untuk terus berpikir positif ya. Amin. Hehehe.

Kenapa kita harus bayar pajak bumi dan bangunan? Prinsip yang saya pegang selama ini adalah bahwa kita ini tinggal di tanah yang dulunya dimiliki oleh negara dan dikelola oleh negara. Jadi sekarang ya kita bayar semacam sewalah. Bener gak ya kalau kayak gitu?

Ya setidaknya itu sih yang saya pegang. Gak tahu kalau yang lain. Kalau ada masukan sih monggo loh. Tadi tanya Mak Etty, dia juga agak lupa kenapanya. Hehehe.

Nah buat yang tinggal di Cibubur terutama di dua perumahan di Cibubur oleh Sinarmasland, yaitu Kota Wisata dan Legenda Wisata, gak usah pusing. Mau bayar PBB? Tinggal ke lokasi Mobil Keliling Pelayanan Pajak PBB P2 seperti di gambar bawah.

orang bijak taat pajak layanan pajak keliling

orang bijak taat pajak layanan pajak bumi bangunan cibubur

Saya sendiri sih ngerasa kebantu banget sama layanan ini. Abisnya kalau gak, saya harus bayar ke BRI cabang Wanaherang. Padahal sih di rumah ada tuh cabang BRI tapi gak bisa. Hanya di cabang itu aja.

PBB itu Pajak Daerah

Sebenarnya dulu sih gampang. Tinggal ke ATM BCA juga dah bisa bayar. Tapi itu dulu. Pas PBB masih masuk ke pajak nasional. Sekarang kan dah dilempar lagi ke masing-masing daerah. Jadi bank layanan pun dilempar ke masing-masing deh.

Kayak yang tinggal di Jakarta, bisa bayar di Bank DKI. Kayak sayah yang masuk Kabupaten Bogor, harus ke BRI. Dan BRI ditunjuk pula – kalau gak nanti cuma dapet struk sementara yang harus ditukar lagi dengan bukti bayar resmi dari Kantor Pajak. Daripada dua kali kerja mending sekalian.

Tahun ini, berhubung ada layanan keliling ini, ya sayah tinggal datang ke lokasi aja. Kasih bukti PBB tahun sebelumnya atau Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) dari masing-masing, terus tunggu deh.

Gak sampai 5 menit juga dah beres – ini kalau antrian gak banyak. Terus dapat bukti setoran pajak dan kemarin dikasih sticker Lunas PBB 2015. Cepet kan?

Denda Keterlambatan Bayar PBB 

Beda dengan pajak penghasilan yang harus lapor dan setor, PBB hanya perlu setor alias bayar doang. Jadi dendanya pun hanya satu macam. Yaitu denda keterlambatan pembayaran PBB.

Kalau dulu, pas PKL (Praktek Kerja Lapangan jaman saya SMA), denda sih 2% per bulan. Maksimal 24 bulan alias 2 tahun. Kayaknya sih masih sama deh dendanya.

Denda 2% sebulan kan lumayan cuyyy. Bisa buat beli cendol segelas dua gelas. Apalagi panas-panas gini. Enak kan tuh. Hehehe.

Jadi apakah sudah jadi orang bijak? Ingat. Orang bijak taat pajak. Hehehe.

Febriyan Writing about life and anything that happen in life is one of my to do things. That's the reason blog Blog Review, Tips & Inspirasi by Febriyan Lukito born. Now I also admins for: Tempat Nongkrong Seru Pikiran Random Tulisan Blogger Indonesia

27 Replies to “Orang Bijak Taat Pajak”

  1. Setuju ama Gara, orang bijak punya menantu orang pajak, haha?.
    Teorinya duit pajak ini sbg sumber pembangunan Ry, makanya apa2 dipajakin. Gw berdoa semoga pajak ini bisa digantikan ama sumber dana lain yg lebih produktif, macam perkembangan teknologi ataupun hasil SDA yg berkesinambungan. Amin

  2. Makasih infonya Yan, karena banyak informasi bermanfaat jadi gak yakiin yang mana intinya.
    Btw masa sih PBB karena kita dianggap nyewa?

  3. Mas ryan aku tuh suka bingung, dan bingungnya kebangetan. Kenapa?
    Karena aku punya tanah, tanahnya dipajakin. Ada rumah diatas tanahnya, rumahnya juga dipajakin.
    Terus yang heran lagi, ada buka pabrik diatas tanah yg uda dipajekin itu, eh pabriknya suruh dipajekin pulak, padahal cuma pabrik kecil sm bayar pajak aja gede bayar pajaknya…
    Gimana sih ya, heran…Ga ngerti2 aku soal ini hahaha…Malah jadi marmos 😀

    Dan yg bikin bingung juga, kita nyari kerja sendiri, kerja di perusahaan swasta, kita kerja dg tenaga dan pikiran sendiri…kok ya dipajakin jg ya? hahha…

    Kalau PNS masih keotakan lah di aku kan dy pegawai negara, lha kalau kyak saya ini? Hehehe…

    Duh, memang aku kudu sekolah pajak apa ya biar ga lemot soal pajak dan mikirin yg kek gituan hahaha….

    Tapi ujung2nya, yaudahlah itung2 sodakoh buat yg menikmati hasil pajak hohoho…Mungkin termasuk saya juga menikmatinya… 😀

    1. Wuaduhhh. Nanti ya mbak. Buat ngejawab sayah harus buka buku pajak dulu. Hahaha.
      Masing2 beda alasan dan tujuan pengenaan pajaknya sih Mbak. Hrs beneran bongkar.

  4. iya emang harus disyukuri ya PBB naik berarti nilai tanah kita juga naik. tapi kan maunya nilai tanah naik tapi PBB gak naik. hahaha

  5. Kalau pas zaman saya kuliah, itu idiom berubah lagi menjadi: orang bijak punya mantu anak Pajak :okesip :hehe. Iya, sekarang PBB sudah jadi pajak daerah, padahal dulu di kampus masih ada materinya, menilai-nilai tanah, ZNT, DBKB, sampai dengan membuat SPPT itu :haha, sampai agak puyeng deh mikirnya, tapi asyik, membayangkan duit dan luas rumah yang kita buat itu berapa pajaknya… :haha. Terus memang sih tarifnya agak naik, tapi itu pan buat menambah PAD yang nantinya… !@#$%…

    Eh saya malah kebanyakan melantur. Maafkan :hihi. Semangat membayar pajak untuk Indonesia yang lebih baik, Mas :)).

  6. tagline itu milik kantor pajak…. tapi bukan milik pemda 😀
    sebab PBB sekarang sudah diserahkan pengelolaannya ke pemda, jadi segala kebijakannya ditentukan oleh pemda dan masuk kas daerah bukan masuk kas negara, beda dengan PPN, PPH, dan PBB untuk pertambangan, perkebunan, dan perhutanan

    kalau dijakarta, perbedaan mencolok jumlah besar PBBnya di harga rumah 200 juta.
    kalau harga rumah dan tanah di bawah 200 juta, bayar PBB cuma belasa ribu, seperti rumah saya

    tapi kalau di atas 200 juta, pajaknya bisa ratusan ribu, seperti rumah ortu saya

    1. Hehe. Beda tagline ya mas. :d abis sama2 pajak. Jd kirainnya sama. Hehe.
      Kalau soal % tetap ditentukan masing2 pemda mas? Atau hanya njop aja?

  7. 2% per bulan dari apa? dari PBB yang dibayar ya?
    hiii…enaknya ada mobil keliling gitu..
    btw..kalo PBB pajak daerah…berarti yg nentuin besar PBB itu pemerintah daerah ya? *inget Ahok…

    1. Iya. 2 % dr jumlah pajak terhutang. Lupa cantumkan. Hehehe.
      Besaran sama kok. Mksd saya % nya ya. Yang membedakan itu njop tanah n bangunannya. Trgantung lokasinya.
      Terus pajak daerah itu artinya pembayarannya msk ke kantong pemda bukan pemerintah pusat. Gitu.
      Ada apa dengan Ahok?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *