Mari kita lanjutkan tulisan tentang Dilmah Real High Tea Challenge 2015 dengan hasil visit saya ke beberapa cafe dan restoran. O iya, sebelumnya saya ingin infokan kalau post di blog ini, selama seminggu ini sepertinya akan penuh dengan review kuliner nih. Untuk tulisan kali ini, saya akan review Baileys And Chloe yang memang pertama kali saya kunjungi dalam rangka Real High Tea Challenge – bukan kenapa-kenapa, saya memilih ke sini pertama kali karena dekat lokasinya. So, mari kita cek bagaimana Dilmah Real High Tea Challenge di Baileys and Chloe ini.
Walaupun lokasinya dekat dengan kos saya (ya… saya kembali kos), saya sendiri belum pernah mengunjungi tempat ini sebelumnya. Jadi saya dan teman kos yang saya minta untuk menemani itu sempat nyasar juga. Hahahaha. Tempat restoran ini agak menyempil di antara ruko-ruko yang saya biasa lewati setiap pulang ternyata saudara. Dari luar sih tampak biasa saja. Tapi begitu masuk ke dalam?
Interior Baileys And Chloe
Kayaknya kalau review kuliner tanpa membahas desain interior itu gimana ya rasanya, apalagi kalau cafe dan restauran ini menempati tempat pribadi (baca: bukan di mall). Baileys and Chloe di daerah Tanjung Duren ini pun tampaknya tidak melupakan desain interior yang ciamik untuk mendukung suasana restoran mereka. Seperti yang saya bilang tadi, lokasinya yang di antara ruko-ruko tampak biasa dari luar. Begitu masuk, satu kata yang mewakili perasaan saya waktu itu: “HANGAT”.
Hangat di sini karena desain interior dari tempat ini memang dibuat dengan menghadirkan rasa nyaman, hangat – sehangat rumah kita sendiri. Kursi yang disediakan memang untuk kenyamanan kita sebagai pengunjung menikmati makanan. Hal ini, menurut saya pribadi sih mendorong customer untuk fokus menikmati makanan yang disajikan.
Sayangnya kemarin itu saya gak sempat keliling ke semua area dan juga foto-foto dalamnya agak kurang banyak. Maaf ya :'( *terus napa juga ditulisin soal ini kalau gak ada foto – langsung dikeplak*
Dilmah Real High Tea Challenge Cafes & Restaurant
Dikit aja ya bahas soal interiornya, karena saya sudah gak sabar membahas menu yang disajikan oleh Baileys and Chloe untuk Dilmah Real High Tea Challenge Cafes & Restaurant ini. Sebagaimana yang saya tuliskan dalam post tentang Dilmah Challenge ini sebelumnya, setiap peserta challenge diminta untuk menyiapkan tiga menu, yaitu satu menu hot tea dengan food pairing, cold tea dengan food pairing dan satu menu tea inspired dish.
Apakah kenikmatan Afternoon Tea berhasil dilakukan oleh Baileys and Chloe? Mungkin juri akan dapat memberikan penilaian dengan lebih baik. Bagi saya sendiri? Hmmm… Mari kita lihat satu demi satu ya menu Baileys and Chloe untuk Dilmah Real High Tea Challenge ini.
Kolak Pisang Dan Hot Ceylon Tea
Nope, gak salah baca ataupun saya salah tulis kok, memang yang dipasangkan adalah kolak pisang. Tapi kolak pisang yang ini beda dari yang lain, setidaknya sih menurut saya dan beberapa blogger lainnya. Kolak pisang Baileys and Chloe ini secara penampilan aja dah menarik. Ditambah lagi dengan modifikasi kolaknya juga. Jadi kalau biasanya saya makan kolak pisang yang masih berbentuk pisang utuh atau dipotong jadi dua, di sini pisangnya ngumpet di dalam adonan biji salak.
Dan ternyata, pairing kolak pisang yang manis ini dengan hot Ceylon tea itu luar biasa rasanya. Jadi setelah saya menikmati yang manis ini, seruput teh hangat (menghangatkan tubuh banget sih), rasa manisnya gak ilang gitu aja. Apalagi setelah itu saya cicipi lagi kolak pisangnya, rasa manisnya semakin keluar. Jadi penasaran kalau misalnya saya makan pisang goreng dengan breakfast tea akan seperti ini juga gak ya.
Chicken Sandwich Dan Italian Almond Mocktail
Apa itu mocktail? Saya sendiri juga baru dengar pas technical meeting kemarin, walau ternyata saya pernah minum sebelumnya. Hahahaha. Mocktail adalah minuman dingin non alkohol, biasanya sih menggunakan buah-buahan. Tapi dalam Dilmah challenge ini, mocktail yang disajikan haruslah menggunakan salah satu teh Dilmah. Nah, yang dilakukan oleh Baileys and Chloe adalah kreasi Italian Almond Mocktail.
Yes, dia menggunakan Almond Tea sebagai mocktailnya. Dan sebagai ciri khas utama dalam mocktail, yaitu tanpa alkohol, yang satu ini pun juga tidak menggunakan bahan alkohol sama sekali. Kemudian sebagai makanan pendampingnya, dibuat Chicken Sandwich with Peanut Sauce alias saus kacang atau bumbu sate. Jangan bayangkan sandwich di sini dalam ukuran besar ya, ukurannya itu yang biasa kita sebut dengan finger food. Gampang dipegang deh pokoknya.
Braised Beef Brisket with Potato Soup
Nah menu ketiga atau yang tea inspired dish, Baileys and Chloe menyajikan Braised Beef Brisket with Potato Soup dengan menggunakan Lapsang Souchong. Ciri khas dari teh Lapsang Souchong ini adalah smoky flavor-nya. Jadi agak sulit juga jika kita mengolah teh ini dalam makanan. Namun menurut saya pribadi (dan teman saya juga sih), sup buatan Baileys and Chloe ini berhasil banget.
Rasa soup kental karena kentang dengan teh tersebut enak. Tehnya berasa tapi tidak terlalu smoky yang mungkin akan membuat orang enggan memakannya jika sebaliknya. Daging sapi dalam sup ini pun juga empuk dan sepertinya juga dibalur dengan teh yang sama juga. Sayangnya saya tidak bertemu dengan chef yang menciptakan menu-menu ini sehingga tidak mendapatkan informasi yang cukup.
Afternoon Tea Jakarta
Apakah Baileys dan Chloe berhasil dalam membuat menu afternoon tea Jakarta dalam Dilmah Real High Tea Challenge ini? Menurut saya, mereka berhasil untuk menu kolak pisang dan juga Braised Beef Brisket with Potato Soup. Siapa yang menyangka kalau kolak pisang bisa dimodifikasi sedemikian rupa dan berhasil dipadankan dengan Ceylon Tea dari Dilmah yang termasuk dalam jajaran Exceptional Tea mereka.
Penutup Review Baileys And Chloe Tanjung Duren
Secara keseluruhan, saya suka dengan menu-menu yang disajikan oleh Baileys and Chloe Tanjung Duren dalam Dilmah Real High Tea Challenge Cafes and Restaurant ini. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Dilmah Indonesia dan juga Baileys and Chloe. O iya… buat yang suka porky, ternyata ada di sebelahnya loh – khusus porky menu. Tenang aja, semua terpisah kok. Jadi gak usah khawatir kalau ke Baileys and Chloe.
Baileys And Chloe – Tanjung Duren
Alamat: Tanjung Duren Utara IV No. 55 A – Jakarta Barat
Telepon: 081290927514/081210888081
Wah boleh dicoba nih makanannya.. Penataan dan fotonya bagus..
Bisa dicoba Mbak.
Makasih ya dah mampir dan baca
jadi makin enyaakk karena yg ngambil foto nya juaagoooo!!!
Huahahaha.. Ini karena kameranya kok Ke. Beneran deh.
*aku malu… madep dinding aja ah*
aaahh nggak mungkin lah kokoh.. aku moto pake kamera bagus hasilnya gitu2 ajah 🙁
Nggak menjual banget,, KZL!!
Ih Keke gak percayaan nih. Beneran ini karena kameranya. Itu kamera temen Canon 600 with Bokeh Lens. Jadinya gitu deh
Mocktail adalah Cocktail yang non alkohol. baru tahu saya. hehehehe…!!!! Thanks mas Ryan
Saya juga baru tahu mas.
Jago banget ambil fotonya. Susah motret makanan >.<
Aduh Ommm.. saya terbang nih jadinya. Makasih ya om.
dan…mocktailnya menggoda banget…non alkohol kan berarti aman ya buat ibu hamil..hehehe
Iya Mbak Dwi. Yang ini free alcohol.
Kolak pisangnya unik banget 🙂 jarang-jarang masakan Indonesia kreatif seperti ini..top!
Iya mbak. Sepertinya sudah mulai ke arah seperti ini. Kayak kue cubit. Pancong jg dah mulai naik kelas. Walau belum sampai ke high class
cakep banget makanan2nya… kolak pisangnya lucu bener ya hehe
Iya ko. Kolaknya memang unik yak.
Tadi kayaknya saya sudah tulis komentar cuma kepencet jadinya yah… gagal :hehe :peace. Bagi saya, budaya afternoon tea alias ngeteh sore-sore ini sangat Eropa banget ya Mas, saya sering membaca banyak adegan ngeteh sore di beberapa novel yang penulisnya kebetulan dari Inggris (baca: Agatha Christie). Tapi keren euy, dirimu bisa membedakan teh yang mana, dari sedemikian banyaknya jenis teh yang ada. Teh Dilmah ini satu merk teh yang lain, ya? Saya tumben dengar :hehe.
Merk teh dari Sri lanka memang Gar. Ada post soal dilmah ini juga kok.
Mesti saya cari nih… :hehe *melipir*.
Hmm… budaya minum teh sore-sore menurut saya sangat Inggris sekali Mas, soalnya sering saya baca dalam novel-novel karangan penulis Britania (baca: Agatha Christie). Tapi dirimu hebat euy, bisa membedakan semua rasa teh itu, terus ternyata cocok juga ya dengan penganan-penganan lezatnya. Tapi satu hal, Mas tidak makan daging sapinya, kan? :hoho. Ah, saya jadi lapar. Tapi ini sudah malam jadi saya tidak boleh makan lagi! :hoho.
Hahaha. Last week I broke it Gar. I ate meat. Hiks. Tp minggu ni dah gak lagi. Hahaha.
Kmrn itu kan diajarin dl Gar. Apa sih bedanya. N ya akhirnya kita jadi tahu.
Padahal Indonesia kan penghasil teh ya Gar. Napa hrs jadi budaya sana? Tul gak?
Ooh rupanya bisa bolong juga toh :hehe :peace.
Ooh diajari dulu… seru ya belajar banyak soal macam-macam teh :hehe.
Hm, penghasil teh bukan berarti kita harus punya budaya teh juga Mas kalau menurut saya, sebab sepengetahuan saya teh bukan varietas asli Indonesia, melainkan dibawa ke sini sekitar tahun 1684 oleh pemerintah kolonial :hehe *kabur*.
Memang sih. Tapi we have d potential loh. Haha. Gk perlu beli bhn baku dr luar.
Iyo, teh Indonesia memang slightly better kalau kata orang, karena tumbuh di dataran tropis jadi punya antioksidan yang lebih tinggi ?
Iya. Tapi katanya teh terbaik kita dikirim ke luar. Yang kita nikmati itu bukan yang terbaik. *sedih langsung*
Wis biyasak, Mas… kita dapat ampas…
???
Nah ini bisa masup postingan lifestyle nih.
Huahahaha… lifestyle itu apa kakak????
Kolak pisang yg paling cantik yg pernah saya lihat haha
Kepincut sama menu kedua dan ketiga. Yg ketiga sih penasaran aromanya 🙂
Makasih dah dibilang cantik #eh… hehehe. Memang cantik Nad, pas makan juga merasa eman-eman banget deh. hahahaha.
kolak pisangnya kekinian jadi naik kelas. Enak ya
Iya… kolak pisang naik kelas.