Febriyan Lukito

Apakah Kamu Termasuk Blogger Yang Melakukan Kesalahan Ini?

Kesalahan Yang Sering Dilakukan Blogger – Saat seseorang mulai memutuskan untuk menulis blog, pasti berangkat dari pikiran “saya mau nulis apa yang saya rasakan”. Iya nggak?

Saya juga gitu. Tapi, kemudian pengin tahu nggak sih, apa yang sebenarnya dilakukan oleh para blogger yang lebih senior itu, bagaimana cara mereka lebih sukses menjaring pembaca? Mengapa blog kita nggak berkembang seperti para blogger senior itu? Apakah kita melakukan kesalahan dalam menulis blog?

Beberapa Kesalahan Yang Sering Dilakukan Blogger

Yes, ternyata ada lho beberapa kesalahan yang sering kita lakukan, bahkan tanpa kita sadari. Mau tahu nggak apa aja?

1. Blogging for myself

Saat ngeblog all we have to do is write, write, and write. Salahkah? Enggak. Saya tak menemukan kesalahan pada pola pikir ini, dan saya pun melakukannya. I just write, write, and write. Tapi ternyata ada kesalahan lain yang menyertai pola pikir tersebut.

Banyak blogger yang berpikir, “Saya ngeblog ya buat diri sendiri. Nggak peduli orang baca apa enggak.” Dan apa yang ditulis? Hanya yang dirasakan dan diketahui. Hasilnya? Blog menjadi tempat sampah. It’s ok aja sih sebenarnya menjadi tempat sampah. Bukankah menulis itu merupakan katarsis? Merupakan cara untuk meluapkan emosi yang terpendam?

Namun ternyata ada lho cara meluapkan emosi  dengan benar dan tidak egois, yaitu bagaimana mencari solusi atas permasalahan pribadi tersebut. Caranya?

Curhatlah seperti biasa. Tapi nggak berhenti di situ, usahakan untuk mencari solusi dulu sebelum postingan terpublish. Kalau belum ketemu, ya jangan dipublish dulu curhatannya. Jadi, pembaca blog tak hanya membaca curhatan nggak penting, tapi juga tahu alternatif solusi yang ditawarkan.

So, begitu mulai ngeblog, jangan berpikir bahwa kita ngeblog untuk kita baca sendiri, karena akan selalu ada orang lain yang membaca. Alangkah baiknya jika kita juga memberikan solusi dan inspirasi bukan, buat pembaca tersebut?

Hingga kemudian akhirnya kita bisa mengembangkan topik blog, dari hanya curhatan ke tutorial desain, tutorial photoshop, tutorial blogging sampai nampilin portfolio. Itu semua bisa berangkat dari niat “cuma curhat” lho. Tadinya mau curhat, “Aduh, saya patah hati.”, tapi kemudian yang muncul adalah “7 cara keren buat ngelupain mantan”. Nah loh, bukankah berbagi hal-hal yang positif itu lebih baik? 😀

2. Terburu-buru publish

Saya banget nih 😆 Iya, saya bukan termasuk orang yang sabar. Segalanya terbiasa saya lakukan dengan cepat, beberapa di antaranya saya lakukan secara multitasking supaya kelar bareng 😆 Hahaha. Di satu sisi, tentu saja bagus. Saya bisa kerja dengan efisien. Ada 24 jam dalam sehari dan saya bisa melakukan banyak hal.

Tapi, di sisi lain? Yang namanya terburu-buru pasti hasilnya kurang maksimal. Sahih? Termasuk urusan menulis artikel di blog.

Dulu sih saya pernah melakukan one day one post, dan saya lakukan semuanya dengan terburu-buru. Hasilnya? Iya sih, cukup ngatrol performa blog di Alexa. Lha terus? Lha terus saya ya nggak puas 😆 Ini apa sih, kayak ginian doang ditulis. Ini apa sih, nggak penting banget.

Lalu apa yang harus dilakukan supaya postingan nggak terkesan buru-buru? Ubah kebiasaan. Dari main publish, jadi penimbun draft. 😆 Lhaaa, apa keuntungannya menimbun draft? Keuntungannya ya, kita bisa memoles-molesnya sampai maksimal hingga benar-benar layak published. Sebelum published, sempatkan diri juga untuk mengedit ulang agar tulisan lebih rapi dan enak dibaca, juga agar tak terlalu terdengar emosional. Kan kadang kalau kita nulis curhatan lagi sedih, misal, pasti deh kerasa banget di tulisan. Emo dan mellow maksimal. Nah, yang kayak gini jadi nggak bagus juga sih efeknya. Bikin kita jadi kayak drama queen 😆 Hahaha.

So, endapkan dulu tulisan sebelum dipublish. Take your time.

3. Lebih fokus ke “muka” ketimbang “otak”

Oh yes, dulu sebagai pemula, saya juga menghias blog saya se-alay mungkin. Saya bikin animasi-animasi di sana sini. Saya bikin cursornya kelap kelip. Saya pasang musik. Saya pasang jam analog. De el el de es be. Salahkah? Salah! 😆

Loading blog jadi berat, bo’!

Mendingan maksimalkan dengan mengurangi fokus ke “muka” tapi lebih mempertajam “otak”. Jadi, akan lebih baik blog tampil minimalis – dan kalau bisa mobile friendly, tapi perbaiki isinya. Belajar menulis dengan baik, usahakan untuk menulis konten-konten yang bermanfaat, dan kemudian wajibkan diri sendiri meng-update minimal seminggu dua kali. Untuk membantu performa blog, pasanglah plugins-plugins yang memang penting untuk blog berbayar terutama WP. Untuk blog gratisan, pastikan sidebar berisi hal-hal yang memang penting. Sisanya, musik, animasi, dst, lepaskan saja dari blog.

4. Nggak ada waktu untuk blogwalking

Nah, ini nih. Kadang saya masih melakukan kesalahan yang satu ini nih. Makanya saya punya feedreader buat bantu saya blogwalking. Mengapa saya minta bantuan feedreader? Karena kadang saya udah blogwalking, eh ternyata blog tujuan nggak update 😆 Itu salah satu faktor mengapa saya malas blogwalking. Namanya kuota internet musti dihemat. Iya nggak sih? Makanya saya lihat dulu di feedreader baru kalau memang artikel menarik dan update, saya baru kunjungi 😆

Blogwalking sudah dipercaya sejak ratusan tahun yang lalu mampu menjaga tali silaturahmi para blogger. Instead of medsos-an, yang dulu belum marak, para blogger melakukan blogwalking. Makanya wajar aja gitu ditemukan, satu artikel blog bisa sampai ratusan komen, dan komennya itu kayak chatting 😆 Saling berbalas gitu. Keren beud deh. Yampun, saya kangen the old styled blogging ini .___.

Apakah Kalian Termasuk Yang Melakukannya?

Nah itulah beberapa kesalahan yang sering dilakukan blogger tanpa disadari oleh masing-masing. Masih ada beberapa lagi, kalau mau didaftar sih sejauh pengamatan saya 😆 Tapi, ya sudahlah yah, hak masing-masing saja. Saya pun masih melakukan banyak kesalahan sejak saya mulai ngeblog sekitar delapan tahun yang lalu. Yang penting, kita bisa mengambil pelajaran atau enggak.

Semoga artikel ini bermanfaat ya.

Ditulis oleh Carolina Ratri
Blog: www.carolinaratri.com
Twitter: @RedCarra

 

Exit mobile version