Febriyan Lukito

Coffee Memory – Sebuah Review

Sebuah postingan lama juga, saya edit kembali di 2019 ini. Sebuah review buku Coffee Memory karya Riawani Elyta. Ketertarikan awal dengan buku novel fiksi ini adalah karena…

Ada kopi … hahaha.

Kopi membuat saya membeli dan review buku Coffee Memory ini….
Coffee Memory
Coffee Memory by Riawani Elyta

Sinopsis atau Blurb Buku Coffee Memory karya Riawani Elyta

Komposisi: Cinta, Rindu, Candu, Perpisahan, Kopi
Cara Penyajian: Tuangkan rindu, candu, perpisahan, dan kopi ke dalam cangkir.
Tambahkan 180cc air cinta, aduk dan sajikan.

Saat aroma kopi itu menjauh,
Kusadari bahwa kau tak mungkin kutemui lagi
Seperti aromamu yang terempas oleh butir udara
Meninggalkanku dalam sunyi yang dingin
Sampai kusadari kau hadir
Menyergapku dalam diam
Mengembalikanku dalam kenangan
Dan menabur aroma yang sama dgn apa yg telah kutinggalkan
Ketika itulah aku pahami
Aku tak mungkin berpaling lagi

Review Buku Coffee Memory: Membawa Memory Saya Ke Jaman Dulu

Buku ini bukan termasuk dalam buku baru yang saya beli bulan kemarin, melainkan buku dua bulan lalu. Apa yang membuat saya tertarik? Tak lain dan tak bukan adalah COFFEE you got me at coffee.

Tampilan depan buku ini menarik menurut saya, karena dibungkus dengan kertas coklat/kertas kopi. Tapi sayangnya, setelah melepasnya, saya harus merelakan bungkus itu entah ke mana.

Yah… jangan salahkan saya sebagai pecinta kopi langsung tertarik dengan buku ini. Buku ini adalah novel seperti kebanyakan novel sekarang. Tentang cinta.

Namun, saya juga menemukan passion akan kopi dalam jiwa Andro, sang suami yang telah meninggal dunia. Justru passion inilah yang membuat saya lebih tertarik, termasuk passion Barry akan kopi.

OK… sebelum lebih lanjut, kita kenalan dulu dengan tokoh dalam novel ini. Tokoh utama adalah seorang wanita canti beranak 1 bernama Dania. Di awal novel ini, kita diajak mengenal Dania sebagai seorang wanita yang baru saja ditinggal mati sang suami, Andro.

Bagaimana dia akan menghadapi hidup ini, apalagi dengan seorang anak yang masih butuh banyak perhatian.

Awalnya, menerima kenyataan cukup berat bagi Dania, bahkan untuk bangun dan mandi saja dia enggan lakukan itu. Sampai akhirnya sang mama datang dan menyeduh secangkir kopi yang mengingatkannya akan sang mendiang suami. Dia sadar akhirnya bahwa dia harus bangkit dan melanjutkan hidupnya, demi dia dan anaknya.

Meneruskan usaha café Katjoe Manis bukanlah hal yang mudah. Memang dia turut serta dalam membangunnya dulu bersama Andro, sang barista. Tapi kini harus mengelolanya sendirian?

Bukan hal yang gampang bagi Dania untuk mengelola karyawan yang tak seberapa banyak itu. Ditambah lagi dengan kehadiran pesaing-pesaing di sekitarnya.

Kita juga dikenalkan dengan sosok Barry, sang barista baru yang direkrut untuk menggantikan sang suami di café itu. Sang suami, yang aktif di dunia maya terkait dengan kopi, ternyata telah menjadi inspirasi bagi Barry.

Sampai-sampai dia rela meninggalkan pekerjaannya yang nyaman di Black Canyon Coffee. Datang pula pria dari masa lalunya. Pram, yang saat SMA dulu menyukainya, kini membuka café di dekat café Dania.

Baca juga:

Perjuangan Dania – Perjuangan Seorang Ibu untuk Anaknya

Itulah inti dari cerita ini. Kita diajak mengenali dunia Dania dalam menghadapi kehidupan baru yang ada di hadapannya sekarang ini. Dunia tanpa suami. Dunia bisnis. Dunia café. Dunia percintaan baru, ya… ini tetap novel romantic kok. Jadi pasti there’s romance in the air. Dengan siapakah Dania akhirnya? Baca sendiri ya.

Apa yang Menarik dari Buku Coffee Memory ini?

Bagi saya pribadi, buku ini membawa saya kembali pada keinginan saya beberapa tahun silam, yaitu membuka sebuah coffee shop kecil di mana orang dapat membaca buku sebebas-bebasnya – konsep yang digunakan oleh Pram dalam buku ini.

Arghh… benar-benar membuat saya semakin dan semakin ingin membukanya, sayang masih terkendala di modal. Hehehehe. Tapi siapa tahu nanti bisa buka ya. (amin…)

Nulis Review Coffee Memory ini membuat galau.

Nilai Akhir Sajian Kopi ini dan Kutipan Menarik

Ada beberapa kutipan menarik yang saya suka dari buku ini, seperti biasa akan saya tampilkan dalam foto-foto yang sudah saya siapkan dari buku ini di akhir review.

Secangkir kopi itu seharusnya…

Yang paling saya suka? Kopi membangkitkan kerinduan – diucapkan oleh Barry saat interview kerja.

Review Buku Coffee Memory

Untuk keseluruhan, saya memberikan nilai buku ini 3 dari 5 bintang.

Review Buku Coffee Memory
  • Alur/Plot
  • Karakter
3

Review Buku Coffee Memory

Dalam menghadapi dunia seorang diri, Dania, seorang ibu harus tegar. Membuka coffee shop ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Seperti apa perjuangannya dan kisah cintanya? Simak review Coffee Memory ini.

Exit mobile version