Febriyan Lukito

Seputaran Mencukur

Ya kira-kira kayak gini nih. Tapi gak setinggi itu jambulnya

Siapa sih yang gak pernah mencukur rambut seumur hidupnya? Semua pasti pernah. Saat bayi, orang tua kita yang bertanggung jawab penuh atas diri kita, termasuk mencukur. Kemudian bertambahnya usia, semakin dewasa, mencukur ya jadi bagian dari tugas kita sendiri kan. Jadi kemarin Minggu, saya mencukur di barbershop yang disistem Franchise-kan. Saya teringat akan beberapa peristiwa terkait cukur-mencukur rambut sejak saya kecil, gak dari bayi sih… kalau yang ini gak ingat saya.

Saat Masih TK dan SD

Gambar dari sini
Gambar dari sini

Ada beberapa kejadian selama TK dan SD yang terkait dengan cukur rambut. Yang pertama saya ingat adalah bahwa yang mengantar saya mencukur adalah mama saya. Saat itu mama belum bekerja yang mengharuskannya pulang setidaknya hanya sekali sebulan.

Jadi suatu hari, mama mengajak saya mencukur rambut. Di tempat inilah saya pertama kali mengenal istilah ditipiskan. Dan bagi saya saat itu, sekarang terkadang masih begitu juga, menipiskan rambut itu sakit. Karena sisirnya kan khusus ya, sebelah semacam pisau, sebelahnya sisir. Jadi terkadang berasa ditarik. Model rambut saya saat itu? Gak macam-macam. yang penting pendek.

Yang kedua saya ingat adalah saat mendekati kelas 4 (umur berapa ya?), mama saya sudah mulai bekerja dan pulangnya sebulan sekali. Suatu hari, kakak perempuan saya memutuskan untuk memotong rambut saya. Saat itu dia duduk di SMP. Tahu gak seperti apa hasilnya? Ingat film Ghost-nya Demi Moore? Nah… potongan rambut saya oleh kakak ya itu. Demi Moore. Keesokan harinya, di kelas, semua teman dan guru mengatakan saya ini Demi Moore. Pulang sekolah saya segera minta dicukur ulang.

Yang ketiga, karena kejadian dengan kakak saya itu, akhirnya sejak itu cukur rambut adalah tugas alm. papa. Dia mengajak saya ke tukang cukur di daerah Jatinegara, saat itu saya tinggal di Kayumanis, Matraman. Lumayan jauh. Tapi setidaknya, saat itu jadi kegiatan bersama papa. Miss you Dad.

SMP – SMA

Sejak SMP, akhirnya saya diajarkan alm. papa untuk berani ke tukang cukur sendiri. Kebetulan saat itu di dekat rumah, sebelah warung Kue Pancong dan Sate Madura, ada tukang cukur. Jadi rutinlah saya di sana. Sampai saya pindah rumah, tak lama kemudian tukang cukurnya pun berubah.

Ada satu tukang cukur yang saya ingat selama masa ini, yaitu tukang cukur salon. Pertama kali bersama mama. Cukurannya bagus, akhirnya berikutnya saya ke sana deh, dan gak mahal (pada waktu itu kalau gak salah sekitar Rp15rb – tidak jauh beda dengan yang cukur biasa). Nah inilah kali pertama saya mengenal sosok yang agak feminin. Tapi dia itu nikah dan punya anak loh.

Kerja

Di masa kerja inilah saya mulai mengenal yang namanya salon seperti Yopie Salon, Rudy, Joni Andrean (bener gak sih tulisannya). Maklum dah kerja dan punya uang sendiri. Beberapa kali saya pindah-pindah deh. Kadang di A, kadang di B.

Nah yang saya ingat adalah, pas saya kerja di daerah Sudirman, saya ke Mall Ambasador. Di sana ada barber shop. Cobalah saya masuk karena rambut saya sudah panjang dan agak gimbal (memang rambut saya kalau panjang jadi tebal dan keriting). Pertama kali saya di sana loh. Dan gak mau balik lagi ke sana. Kenapa? Karena mahal. Saat itu menggunting rambut itu Rp 50,000, lebih mahal dari gunting di salon.

Sekarang, saya terkadang ke salon bareng mama dan kakak-kakak. Jadi sekalian, apa mama creambath atau juga gunting, pokoknya sekalian family time. Kalau lagi sendiri guntingnya, saya sekarang di yang tadi saya sebut. Lanang Barbershop. Lumayanlah. Dengan Rp 20,000 aja. Eh pas di Liberia saya cukur di barbershop juga. Harganya $10.

Gimana dengan model rambut? Saya selalu setia sejak kerja dengan yang namanya rambut Tintin. Hehehe. Cepak kanan kiri dan jambul dikit di depan. Tapi kalau lagi jalan-jalan di-spike dikit pakai hairgel. Sebelumnya saya pernah bilang, terserah aja, yang penting cocok. Dan ternyata dikasih model yang biasa banget.

Jadi kapok kalau cukur bilangnya yang cocok aja. Mending langsung sebut sendiri maunya gimana. O iya. Saya pernah botak sekali, pas kuliah, janjian sama temen cowok sekelas, mendekati kelulusan. Dan itu satu-satunya botak 2 cm sampai sekarang. Kenapa? Katanya kepala saya aneh kalau botak.

Kalau kalian gimana? Ada pengalaman soal cukur rambut?

Exit mobile version