Febriyan Lukito

Buka Semuanya Aja

‘Udah, gak usah pusing, buka semuanya aja.’ Kira-kira gitu kata seorang pria kepada temannya. Kalau kamu mendengar yang seperti itu apa yang terlintas dalam benak kalian? Kalau ini adegan sinetron saya tambahkan background suasana gang yang agak gelap dan jarang dilintasi orang.

Ayo… yang berpikir jorok siapa? Acungkan jari kalian. Hehehehe. Pemikiran orang itu bisa beda-beda akan situasi yang didengarnya. Bahkan kadang untuk situasi yang dilihatnya sendiri, pemikiran bisa membawanya ke berbagai kondisi.

buka semuanya aja
Jatuh tapi tetap cantik

Misalnya saja melihat seorang pria sedang menepuk-nepuk pantas seorang anak. Anak itu menangis. Ini terjadi di hadapan kita. Apa yang terlintas. Mungkin dalam benak kita, pria itu sedang memukuli anak kecil itu hingga menangis.

Padahal, bisa saja terjadi kalau anak itu terjatuh karena tadi lari tidak lihat ada lobang. Terus pria ini menghampiri dan membantunya berdiri. Melihat celana anak itu kotor, ditepuknya kotoran dari celana anak itu. Tapi anak itu sendiri masih sakit karena terjatuh. Jadi masih nangis.

Bisa terjadi kan? Memang hebat kok pikiran itu. Segala macam skenario dari satu kejadian sederhana bisa dikembangkan menjadi berbagai alternatif cerita. Saya pernah membaca buku, kayaknya pernah cerita sih, yang mana buku ini mengajak pembacanya berinteraksi.

Interaksi dengan buku? Caranya adalah memberi pertanyaan dengan dua pilihan jawaban. Setiap pilihan itu akan membawa pembaca ke halaman tertentu yang berlanjut terus hingga ending kisah. Kebayang gak, berapa banyak alternatif kisah yang tertuang di sana. Dari 1 menjadi 2 (pilihan) kemudian masing-masing menjadi 2 (pilihan lagi) artinya ada kemungkinan 2^2 kan. Terus hingga ending.

Power of Mind

Menurut saya itu bentuk nyata dari kekuatan pikiran. Nah kemarin, Dani agak kesal dengan saya di whatsapp. Akhir-akhir ini memang pikiran saya agak jelek nih. Negative. Pas dia bahas theme, saya bilang pusing ah. Ribet. Banyak ini itunya.

Harus bisa seperti Lennox. Bangkit lagi dan menjadi yang teratas.

Pas bicara soal yang lain, saya cenderung bilang yang memang bikin malas dengarnya. Bangga? Gak banget. Pengen jitakin diri sendiri malah. Untungnya Dani nyadarin. Dia bilang kesel dengar saya ngomongnya kayak gitu. Belum apa-apa dah bilang malas.

Sama halnya dengan si dia. Dia juga sempat kesal dengan saya karena suka bilang malas. Capek. Pokoknya ngeluh. Gak banget deh – bertolak belakang sama tulisan-tulisan di TGFTD saya. Tapi ya itu kenyataan saya beberapa waktu belakangan.

Memang kondisi diri saya lagi gak fit plus beberapa keadaan lainnya bikin makin down. Tapi mereka menyadarkan saya kalau gak cuma saya doang kali yang seperti itu. Masing-masing menghadapinya. Tinggal gimana reaksi kita.

KEPLAK

Yup serasa dijitak aja kepala saya ini. Saya sering bilang MESTAKUNG. Power of mind itu ada tapi kok saya malah seperti itu ya. Saya memutuskan mengambil reaksi negatif dibandingkan reaksi positif atas apa yang saya alami.

Ya berpikir negatif itu efeknya bahaya. Bikin kita semakin down. Seriusan. Kayak pernah bilang males ngutak ngatik itu tools webmaster. Habisnya banyak banget. Dan hasilnya memang seperti yang saya bilang. Malesnya semakin menjadi. Sampai akhirnya gak menghasilkan apa-apa kecuali tabungan kemalasan dalam hidup saya.

Ah untungnya masih dikelilingi oleh orang-orang penuh semangat dan cinta seperti mereka. Mama semangat buka bazar membuat saya ikutan semangat buka bazar. Sekarang saya jadi kepikir kalau saya harus berubah.

Putar tangan ke atas sambil teriak BERUBAH – emangnya Kotaro.

Masalah dalam hidup memang ada, dan semua orang ngalamin. Tapi perbedaan reaksi menghasilkan hasil yang berbeda. Mau bereaksi positif atau negatif? Your choice.

Ini curhatan random dikit ya. Gpp kan? Ada yang pernah alami gak? Pikiran negatif dan juga tips menghadapinya gimana? Sharing dong. Biar jadi penyelamat saya juga nih.

NB: Ada yang berhasil nebak dua orang di awal itu ngapain sampai buka semuanya aja gitu?

Exit mobile version