Febriyan Lukito

Tulislah… Just Write

Why waste your time, just be the person you ought to be - #TGFTD

Akan ada saat di mana rasanya menulis itu susah sekali

Sebagai blogger, akan ada masa di mana rasanya menulis itu berat banget. Mau menulis apa ya? Gimana ya? Yang ini perlu ditulis dan publish gak ya, dan lainnya. Tenang. Tenang. Dirimu tak sendirian. Hampir semua penulis pernah mengalami hal ini. Ada saat-saat di mana mereka juga merasa kesulitan menuliskan apapun.

Nah minggu kemarin, saya sendiri mengalaminya, rasanya kok berat banget deh untuk menulis apapun di blog ini. Tapi untungnya ada yang mengingatkan saya untuk terus menulis, seperti bankir yang satu ntu, dia bilang tulis aja. Gak usah pusing-pusing. Eh tapi dianya malah yang gak lama gak nulis hehehe. Atau dokter yang ini juga, minggu lalu dia hampir tidak mau menulis sama sekali. Beda lagi dengan programmer yang ahli foto ini ataupun si imut penyuka travel, mereka sih tetap menulis dengan lancar sepertinya.

Terus sekarang saya mau tulis apa di sini? Saya cuma mau share apa yang saya dapat soal menulis dari mentor di BEC dan juga dari Ollie. Dalam tips yang diberikannya, Ollie mengatakan tulis, tulis dan tulis. Yang paling penting sekarang adalah tulis dulu. Setelah menulisnya, nanti review dan kemudian baru 20131220-090430.jpg deh. Nah hal yang sama sebenarnya juga dikatakan mentor.

Dalam sesi sharing, mereka mengatakan untuk selalu mulai menulis. Memang konteksnya dalam menulis dalam Bahasa Inggris, namun saya merasa hal ini juga bisa diterapkan dalam menulis apapun. Jadi ya inilah ya yang saya dapatkan dari mereka:

1. Bedakan menulis dengan berbicara langsung. Cobalah untuk melatih dan membiasakan diri menulis dengan lengkap – SPO. Memang dalam berbicara langsung, kita bisa lupakan format ini, tapi dalam menulis, selain berguna untuk melatih kebiasaan, hal ini juga baik untuk memahami gaya bahasa secara utuh. Misalnya kalau dalam bahasa Inggris, menulis lengkap seperti ini, melatih diri kita untuk memahami tipe-tipe kalimat.

2. Jangan takut menulis. Tidak usah panjang-panjang. 3-4 paragraf juga sudah cukup. Masing-masing paragraf terdiri dari 3/4 kalimat sederhana tapi mengena. Jadi jangan takut untuk menulis.

3. Keterkaitan antara satu paragraf dengan paragraf lainnya. Saya ingat pas pelajaran Bahasa Indonesia dulu, saya diajarkan mengarang. Hal yang memang diperhatikan oleh guru saya adalah keterkaitan satu paragraf dengan paragraf lainnya. Jadi siapapun yang membaca bisa merasakan kesinambungan dalam keseluruhan tulisan.

Setidaknya ya tiga hal di atas yang bisa saya tuliskan di sini saat ini. Tapi sebenarnya ada banyak sekali tips yang beredar di internet terkait menulis dan writer’s block. Coba deh browsing mencari apa saja tipsnya. Nah satu hal yang paling saya pegang hingga sekarang ini adalah tulisannya Dani. Blog what you love and love what you blog…. Ini kunci mujarab loh bagi saya.

Di saat lagi down dalam hal menulis, saya mengingat kata-kata ajaib itu. Saya ingat lagi apa sih tujuan saya menulis? Saya menulis karena saya memang suka menulis dan ingin berbagi dengan yang lain melalui tulisan. Jadi kenapa harus berhenti menulis? Tulis saja dulu, apapun nanti yang diterima orang, mungkin hal itu harus dijadikan pembelajaran ke depannya. Tapi yang terpenting adalah menulis dulu.

Kalau kamu, apa yang membuatmu menulis dan apa yang kamu lakukan kalau mengalami writer’s block? 

Exit mobile version