Febriyan Lukito

[Reblog] Jadi, Salah Gue??

Okay, percobaan pertama melakukan reblog di blog ini. Dan ternyata gagal dong kawans. Kalau membaca ini, sebenarnya kalian membaca tulisan ulang copas dari blog yang dimaksud.

Saya lagi BW pagi hari sambil menikmati segelas kopi susu dari mama saya di teras rumah. Pas baca ini, awalnya saya pikir ini tentang film nasional yang dulu mengeluarkan jargon itu. “Salah gue? Salah temen-temen gue?” Pas baca detail gambarnya…. Makjleb.

Kita, apalagi saya, sering mengecam tanpa sadar atau gak, anak yang terlibat dengan dunia gadget. Entah itu TV atau PS atau gadget lainnya. Nah pas baca yang ada di gambar. Alamakkkk. Salah juga ya selama ini sudah “menyalahkan” anak-anak itu. Coba deh. Apakah kalian (secara saya belum nikah) pernah melihat atau bahkan melakukannya juga? Sedih juga loh bacanya.

Mungkin ya memang sebagai orangtua , ada masa capek dan ingin melakukan hal-hal menyenangkan untuk melepaskan kepenatan itu. Tapi apakah bagus yang dilakukan dalam gambar itu?

Saya jadi ingat kisah seorang anak yang ingin mengajak ayahnya yang super sibuk untuk main. Ayahnya ini pengacara.
“Pa, berapa tarif papa per jam?” Tanya sang anak.
“Sekitar 500rb. Kenapa?”
“Tabungan saya hanya 250rb Pa. Jadi saya bisa membayar setengah jam waktu papa ya. Ayo kita main Pa. Setengah jam saja.”

Nyesssss. Kalau ingat kisah itu pun saya langsung aja merinto. Hiks. Sang ayah memang dikisahkan juga nyesss. Ya mudah-mudahan sih hanya di cerita. Dan akhirnya sang ayah spend time bermain dengan anaknya.

Almarhum papa saya kebalikan. Bukanlah pekerja. Dia di rumah. Kerja apapun yang dia bisa saat saya kecil. Mulai dari makelar mobil, bantu-bantu yang lainnya, apapun agar dapat uang. Dan kalau dapat uang, ia akan membelikan sesuatu untuk kami. Saya ingat. Dulu pernah sekali dia pulang sore-sore bawa seekor ayam goreng kuning untuk kami berempat (tanpa mama).

Kami makan dengan lahap. Karena kala itu namanya makan daging ayam itu bukan kejadian sering. Dan papa lihat kami makan dengan senyum di wajahnya. Ah. I miss you dad. Really does.

Ya almarhum papa memang bukan orang sempurna kok. Tapi dia tetap sosok yang saya rindukan sekarang ini.

Saya bukan saja menulis ini untuk mengritik para ortu di sana. Tapi juga notes buat saya sendiri saat nanti punya anak. Selain itu juga untuk saya sekarang ini. How do I deal with my mother now?

Maksud saya, sekarang mama saya sudah berumur. Sudah waktunya menikmati hidupnya. Apakah saya spend time yang cukup dengan dia atau tidak. Saya gak mau kehilangan waktu bersama dia karena saya memilih tidak bersama dia. I love you Mom. So this is a note for myself also.

Kamu sendiri, melihat gambar di blog itu, apa yang terlintas dalam benak kalian?

Originally posted on:

Rinaldy Yusuf’s blog

Salah Gue, temen-temen gue??
© rinaldyusuf 2015
Exit mobile version