Site icon Febriyan Lukito

Menulis itu….

Jadi… Setelah sekian lama tidak menulis tangan langsung dalam bentuk surat menyurat, minggu lalu saya menulis beberapa kartu pos untuk dikirimkan kepada yang ikutan Oleh-oleh dari Liberia.

Dan ternyata….
Saya itu bingung. Apa sih yang ditulis dalam sebuah kartu pos? Kayaknya dah lama banget gak nulis di kartu pos. Jadi bingung.

Bahkan saya tanya ke teman saya. Perlu gak saya tulis alamat pengirimnya. Jadi bagi yang menerima kartu posnya nanti, maaf ya kalau agak-agak singkat dan aneh isi tulisannya.

Terus selain itu… Sudah lama saya gak nulis surat (kalau boleh saya kategorikan nulis di kartu pos juga salah satu bentuk surat menyurat) dengan tulisan tangan sendiri.

Yup…
Dengan kemajuan jaman sekarang ini, saya lebih sering menulis di email atau blog seperti ini. Yang ke semuanya menggunakan smartphone (yang saya pakai untuk upload blog sekarang ini) untuk menulisnya. Jadi tinggal tik tik tik (bukan hujan ya) dan kata demi kata tertulis.

Nulis pakai tulisan tangan itu ternyata melelahkan juga ya. Hahahaha. Dah gitu kemarin saya perhatikan tulisan tangan saya makin lama semakin tak jelas dan semakin menanjak. Naik-naik ke puncak gunung.

Jadi ingat pas SD memang sering dikomentari seperti itu oleh guru saya. Namun saat itu saya masih sanggup untuk mengarang bebas pas pelajaran Bahasa Indonesia sampai 3 halaman ukuran folio bolak balik.

Mungkin memang saya sudah saatnya mulai membiasakan lagi menulis tangan yang agak panjang. Kalau di kantor menulis tangan di buku pun hanya point-point hasil meeting yang saya harus follow up.

Adakah teman yang merasakan hal yang sama? Entah kartu pos, surat menyurat biasa atau apapun itu.

Exit mobile version