Febriyan Lukito

Wisata Alam Tersembunyi di Jakarta

Call me norak tapi ya memang saya baru tahu soal tempat ini. Sebagai salah satu warga Jakarta rasanya saya sendiri malu deh baru tahu soal tempat ini. Dan saat masuk ke tempat ini, yang saya rasakan sih… keren abis. Tempat ini memang agak “tersembunyi” di bilangan Pantai Indah Kapuk.

Sebuah ekowisata yang sekarang ini banyak dicari oleh banyak orang kan kalau mengajak anak-anaknya jalan-jalan. Namun biasanya mereka mengajak ke daerah Jawa Barat seperti Bandung atau Garut gitu. Nah mungkin Kawasan Wisata Alam Mangrove Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara ini bisa jadi salah satu referensi juga nih bagi yang ingin merasakan daerah wisata alam di Jakarta yang masih wokeh.

SEMBUNYI

Iya, menurut saya tempat ini memang bersembunyi atau sengaja disembunyikan agar tidak seperti tempat wisata lainnya yang mulai ramai dikunjungi dan akhirnya dikotori oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab (Please keep the place clean). Tapi sebenarnya jika ingin mencarinya sangatlah mudah. Jalanlah ke arah Pantai Indah Kapuk, jika melewati rumah sakitnya dan juga deretan rukonya, kalian sudah dekat. Apalagi kalau kalian lihat itu gedung besar yang merupakan tempat Yayasan Buddha Tzu Chi (YBTC), artinya kalian sudah sangat dekat.

Lurus dikit ke arah pertigaan di lokasi sebelah YBTC ini lalu belok kiri tak lama kemudian belok ke kanan untuk memasuki kawasannya. Kalian sudah tiba di tempat tujuan wisata alam yang merupakan daerah konservasi bakau. Untuk masuk ke tempat wisata ini, Minggu (22 Maret 2015) kemarin, saya dikenakan biaya Rp 60rb untuk dua orang. Saya nebeng teman menggunakan mobilnya. Sebenarnya kami ada berenam namun menggunakan dua mobil berbeda. Jadi harga tiket masuk per orang adalah Rp25rb ditambah dengan Rp 10rb untuk satu mobil.

ADA APA

Tujuan kami sebenarnya adalah untuk survey tempat di mana nanti Helping akan melakukan Bakti Sosial di bulan Mei 2015. Turun dari mobil, kami pun berjalan menuju Kantin yang juga berfungsi sebagai Pusat Informasi tempat wisata ini. Di sini kami banyak bertanya-tanya dengan petugas di sana. Kami mendapatkan banyak informasi untuk kegiatan kami nanti.

Daftar Harganya nih….

Nah di sini ternyata ada beberapa spot yang disediakan. Salah satunya adalah cottage untuk menginap, sayangnya saya tidak memfoto cottage ini. Tapi ada foto dari jauhnya sih. Tempatnya keren kok, seperti sedang menginap di pinggir danau gitu. Harga menginapnya kalau gak salah kisaran Rp1,300rb – Rp5,000rb semalam tergantung jenis yang diambil. Ada juga camping ground yang bisa dipakai dengan harga Rp300rb per malam.

Setelah selesai mengumpulkan informasi, kami berenam pun beranjak mengelilingi tempat ini sembari menentukan spot yang akan kami pakai untuk pelepasan hewan nanti saat baksos. Tempat pertama yang kami lalui adalah tempat penanaman pohon bakau. Ternyata tempat ini sudah banyak digunakan oleh perusahaan ataupun perorangan untuk penanaman pohon bakau ini. Kita bisa menggunakan papan nama ataupun tidak. Kalau dengan papan nama, harganya Rp500rb per pohon. Kalau tidak harganya Rp150rb per pohon.

Setelah dari tempat ini, kami pun melanjutkan jalan kami. Dari setapak ini kami bisa melihat adanya penyewaan kapal untuk para pengunjung. Yup, kita bisa menikmati arena tanaman bakau lebih dekat dengan perahu ini. Biaya penyewaannya berkisar dari Rp100rb – Rp350rb tergantung jenis yang dipilih (satu perahu bisa beberapa orang kok dan ada juga pemandunya jika diperlukan).

Inilah Pantainya... Yang kami sebut dengan Pantai Ala-ala karena masih perlu banyak perbaikan
Inilah Pantainya… Yang kami sebut dengan Pantai Ala-ala karena masih perlu banyak perbaikan

Kami tidak menyewa perahu ini karena memang tidak termasuk dalam tujuan survey kami. Hingga kami pun meneruskan kembali perjalanan kami. Dalam perjalanan, kami melihat beberapa kali papan petunjuk bertuliskan Pantai. Kami pun memutuskan ke sana, penasaran dengan pantai yang ada di sini seperti apa sih? Apakah seperti Ancol atau jangan-jangan hidden beach seperti banyak ditemukan di Bali. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh (menurut saya pribadi) tapi cukup nyaman karena tempat ini benar-benar rimbun, kami pun tiba di tempat yang dimaksud.

Dan ternyata, pantainya adalah pantai yang tidaklah terlalu mengejutkan. Pantainya biasa dan masih perlu banyak perbaikan untuk menjadikannya sebagai spot pilihan. Menurut saya pribadi, hal ini sih tidak terlalu mengecewakan. Tapi kami semua sepakat menyebut pantai ini sebagai pantai ala-ala. Saya menyebutkan bahwa pantai ini masih lebih baik daripada saat saya menempuh perjalanan ke Kuningan mencari Curug si Domba yang ternyata curugnya sendiri tidak lebih dari 10 lutut saya dan tidak memungkinkan pengunjung untuk turun ke curug.

Kembali dari pantai, yang memang tempat terjauh di kawasan ini, kami melangkah ke arah dermaga. Di sini jauh lebih indah daripada pantainya sendiri. Saya menikmati tempat ini dengan sangad. Di sini banyak spot untuk foto-foto yang dapat dipakai. Dari kejauhan, kita bisa melihat gedung YBTC itu yang seperti istana di Jepang sana. Terus banyak burung-burung yang bebas berkeliaran di sini. Dermaga ini memang adalah tempat untuk mengamati burung.

Saya sempat post kemarin di instagram saya mengenai lokasi ini, sebagai teaser sih tapi sepertinya memang kurang menarik banyak orang. Hahaha. Berikut ini foto-foto di tempat ini yang berhasil saya abadikan kecuali tertulis foto oleh Dean, ketua panitia baksos nanti.

Secara keseluruhan, saya menilai tempat ini sangatlah cocok untuk dinikmati oleh keluarga. Mereka yang ingin mengajak anak-anak untuk menikmati alam tak perlu lagi jauh-jauh dari Jakarta kan? Terus ternyata lokasi ini sangat digemari oleh para fotografer. Kemarin saja saya melihat setidaknya ada 4/5 yang sedang mengambil foto di sini, baik foto keluarga, pre-wedding ataupun foto kelulusan sekolah. Nah bagi yang ingin membawa kamera mohon perhatikan rate yang saya tampilkan di atas ya. Jangan sampai nanti malah jadi masalah. Kemudian juga perhatikan provider telepon kalian, dengan Indosat, saya sulit mendapatkan jaringan 3G, lebih banyak EDGE saja. Tapi kantinnya menyediakan free wifi kok.

Hutan Mangrove Jakarta Utara

Kawasan Ekowisata Mangrove
Jalan Pantai Indah Utara I Penjaringan Jakarta Utara

Coba klik link hutan mangrove di atas untuk lihat bagaimana jika naik kendaraan umum. Bisa pakai busway kok. 

Warning!

Ini untuk semua yang suka jalan-jalan. Please jangan buang sampah sembarangan. Kalau kita sebagai pengunjung membuang sampah sembarangan, apa jadinya nanti semua tempat wisata yang ada. Baca deh tulisan dari Ranselijo dalam hal ini atau dari si Bocah Hilang. Sedih loh lihat semua tempat wisata hancur karena kita! Yup Kita sendiri yang merusak!

NB: Jika tertarik mengikuti acara Bakti Sosial di tempat ini, bisa baca lebih detailnya dengan klik kotak di bawah ini.

Bakti Sosial – Mangrove Forest Jakarta Utara
Exit mobile version