Febriyan Lukito

Semua Pernah Pasti Mengalami Ini

The magic word

Semua orang pasti pernah mengalami yang namanya jatuh dalam hidupnya. Entah jatuh dari sepeda, jatuh dari tempat tidur dan juga yang jatuh dari “kenyataan” hidup. Saya tidak akan bahas soal jatuh dari sepeda atau jatuh dari tempat tidur. Tapi jatuh dari “kenyataan” hidup yang saya ingin tulis di sini. Kenapa “kenyataan” dengan tanda kutip?

benched_aspot_benched_2490x1418Sebelum membahas ke sana, adakah yang tahu serial Benched? Serial ini baru ditayangkan di Starworld beberapa minggu. Berkisah tentang Nina Whitely, seorang pengacara yang sedang naik daun. Di episode awal serial ini, kita dikenalkan dengan Nina yang sedang depresi karena baru saja ditinggalkan oleh tunangannya. Kemudian kita dibawa ke salah satu ruangan di kantor Nina, di mana akan ada pengumuman rekan kerja baru di perusahaan itu. Calonnya adalah Nina dan satu orang gadis lagi. Nah… yang dapat adalah bukan Nina.

Kebayang gak sih perasaannya dia?

Yang pasti kalau saya yang mengalami, saya akan drop banget. Mungkin kita semua pernah mengalaminya. Coba deh lihat kembali yang pernah terjadi dalam hidup. Ada gak? Kita sudah mengharapkan begitu banyak hal indah dalam hidup kita, akan tetapi tiba-tiba saja semua hilang. Begitu saja.

Tak Ada Yang Abadi

Semua yang ada di dunia ini, memang tidak ada yang kekal. Kita, sebagai sosok manusia pun tidak abadi. Tidak ada yang bersosok 20 tahun selamanya. Setiap saat berubah. Inilah kenyataan hidup kawan. Semua berubah. Setiap saat, dari detik ke detik. Apa yang kita miliki sekarang ini, bisa saja hilang seperti yang dialami Nina di atas dalam waktu singkat. Atau justru apa yang kita tidak miliki sekarang ini, bisa menjadi milik kita besok.

Dan saat kita menghadapi kehilangan ini, kita sering kali mendapati diri kita langsung down. Sangat terpukul hingga terkadang terpikir hal-hal aneh dan mengerikan yang bisa dipikirkan (yep… bunuh diri). Beberapa dari kita mungkin akan terpukul sesaat dan kemudian menyadari bahwa hidup harus terus berjalan dan akhirnya kembali melangkah dengan diri yang baru.

Namun tak sedikit juga yang memilih untuk terus dalam keterpurukan itu. Ini yang bahaya. Karena semakin dalam kita di dalam lubang keterpurukan, akan semakin sulit bagi kita untuk keluar dari lubang itu. Lubang yang mungkin sebenarnya kita gali sendiri. Semua yang ada juga dianggap tidak benar, tidak ada yang baik di dunia ini.

Seperti dalam hidup Nina di atas, pertanyaan sebenarnya bukanlah siap atau tidak siap mengalami kejatuhan ini, karena seperti yang sudah saya sebutkan di atas, semua tidak ada yang abadi dan kita tidak tahu kapan waktunya ketidakabadian itu menghampiri kita. Yang menjadi pertanyaan sebenarnya adalah “apa yang dilakukan setelah mengalami kejatuhan itu.”

Pilihan

Satu hal yang perlu disadari ketika menghadapi masalah kehilangan ini adalah bahwa hidup tidak akan berhenti, dengan segala kejutan di baliknya dan bahwa hidup selalu membawa satu hal bersamanya, PILIHAN. Yup, pilihan. Semua itu akan kembali lagi pada diri kita sendiri untuk memutuskan. Apa langkah selanjutnya yang akan kita lakukan.

Misalnya saja Nina. Saat dia mengalami hal itu, bisa saja dia memilih untuk mengubur dirinya dalam kesedihan terus menerus dan tidak mencoba kembali. Namun dia memutuskan untuk kembali, walau harus mencoba kembali dari bawah. Contoh lainnya adalah Rachel Berry, si tokoh utama dalam serial Glee (maaf ya contohnya dari serial) yang telah berhasil menjadi bintang Broadway, seperti yang diimpikannya selama ini.

Di episode awal season 6, season terakhir serial ini, dikisahkan Rachel mengalami gagal besar dalam proyek serial tvnya. Dia harus kembali ke rumah dan mengetahui bahwa sang ayah bercerai. Sebelum kembali ke rumah (Ohio), dia menghilang. Ini adalah pilihannya. Dan kemudian saat kembali ke Ohio dan bertemu dengan teman-temannya, dia pun akhirnya memutuskan untuk menjadi pengajar di Glee Club sekolahnya dulu, yang mana dihapuskan oleh Sue.

Apakah yang dipilih, baik oleh Nina maupun Rachel adalah hal yang mudah? Tidak. Bukanlah hal yang mudah. Memulai sesuatu kembali dari awal, di saat kita sedang berada di atas, adalah sesuatu yang sangat menyakitkan. Namun mereka juga tetap melakukannya. Kenapa? Karena mereka tahu bahwa hidup akan terus berputar. Sekarang masalahnya, apakah mereka mau melanjutkan hidup mereka ataukah membiarkan hidup mereka berhenti di situ, saat itu juga.

Eventually

Setelah memilih untuk meneruskan hidup, apakah semua akan baik-baik saja? Banyak dari kita pasti mengharapkan demikian. Namun kenyataan lain yang perlu kita ketahui adalah bahwa tidak ada yang instant di dunia ini. Semua membutuhkan proses. Proses memulai dari bawah lagi. Proses belajar kembali tentang keadaan sekarang ini.

Proses yang membuat kita semakin kuat. Karena kita tahu bahwa kita telah memilih jalan yang terbaik menurut kita, yup… menurut kita. Saya tidak menganjurkan untuk mengikuti apa yang orang lain katakan. Kenapa? Karena yang akan menjalaninya adalah kita sendiri. Tapi, tetaplah membuka telinga kita, mendengarkan masukan yang diberikan kepada kita dari orang-orang yang menyayangi kita. Namun, pilihlah yang terbaik menurutmu, jangan memilih karena orang lain memintamu untuk memilih itu.

Seorang teman saya berkata, setiap saya sedang ada masalah, ataupun dia yang ada masalah, “It will be ok…. eventually.” Mungkin bagi kalian kalimat itu kok rasanya tidak ada semangat sama sekali. Seakan pasrah pada keadaan. Tapi kalimat itu bagi saya justru kalimat yang sangat memotivasi saya.

Apapun masalah yang sekarang ini saya hadapi, seberat apapun, dan apapun yang telah saya pilih pada akhirnya akan memberikan sesuatu yang lebih indah kepada saya. Pada waktunya nanti. Karena memang kita tidak tahu apa rencana hidup terhadap kita ke depannya. Dan tak akan pernah tahu kalau kita tidak mencobanya. Percayalah. This too shall pass.

Exit mobile version