Site icon Febriyan Lukito

Lari

“Cukup!!! Ngapain sih nangis mulu. Lo itu cowok… seharusnya lo yang jaga gw.” Suara Andini mengagetkan Lukas dan serta merta menghentikan isak tangisnya. Tak pernah dia mendengar kakak satu-satunya berteriak seperti itu.

“Nangis gak akan hidupin bonyok lagi kan? Udahlah… sekarang gimana caranya kita keluar dari tempat terkutuk ini.” Andini merengkuh Lukas dalam pelukannya seakan ingin memberitahu kalau semua akan baik-baik saja sebelum melanjutkan langkah mereka.

Jika saja mereka tak berlibur ke kabin tengah hutan seperti ini, tentu kedua orangtuanya masih akan hidup dan mereka berdua tidak perlu ketakutan seperti sekarang.

“Kak… lihat…”

Lukas menunjuk tumpukan kayu. Tumpukan kayu itu cukup aneh, susunannya terlalu rapi. Tumpukan yang disengaja, batin Andini. Segera ia menarik Lukas berbalik arah dan lari. Namun kaki Lukas terantuk kayu dan terjerembab.

“Lari kak… lari.” Teriak Lukas. “Selamatkan diri kakak.”

Andini gamang. Tapi tak lama kemudian dia berbalik dan berlari. Dia terus berlari. Terdengar suara gesekan rumput liar yang dilewati orang dengan kecepatan tinggi di belakangnya. Ia tahu, orang itu tak jauh di belakangnya.

Andini menahan rasa sedihnya karena harus meninggalkan Lukas dan terus berlari hingga sebuah pukulan keras mengenai tengkuknya. Ia terjerembab. Segera dia berusaha memutar tubuhnya. Seseorang dengan jubah hitam panjang memegang kayu besar tepat di hadapannya kini.

Inilah saatnya, batin Andini, aku akan bertemu keluargaku lagi. Andini menutup matanya. Pasrah atas apa yang kan terjadi berikutnya.

“Gak… gak segampang itu. Kematian lo akan gw nikmatin pelan-pelan.” Suara seorang pria terdengar dingin. “Kematian lo adalah bonus dari balas dendam gw.”

Sosok itu melepaskan penutup kepala jubahnya. Senyum manis adiknya kini berganti dengan seringai menakutkan.

Andini menatap ketakutan dan bingung. Lukas… Adiknya telah…

“Gw dah tahu semua rahasia. Bonyok lo ngebunuh ortu gw hanya karena harta mereka. Kini giliran lo nyusul mereka.”

Words: 279

Diikutsertakan dalam Prompt #64: Pile of Wood Sticks – insipred from Modus Anomali

*ah… dah lama gak nulis fiksi… monggo kripiknya*

Exit mobile version