Febriyan Lukito

Kemudahan Pembayaran dengan Kartu Plastik

“O iya. Mama kalau mau naik busway sekarang pakai kartu bayarnya.” Saya teringat ketika sudah di dalam APTB Cileungsi – Blok M yang saya naiki bersama mama ke Jakarta. Jadi, mama saya ingin merayakan Cap Go Meh ke Vihara di bilangan Mangga Besar terus diikuti dengan kegiatan mengunjungi saudara di daerah Kota. Sedangkan saya ada perlu di bilangan Gatsu.

Gambar diambil dari sini
Gambar diambil dari sini

Sekarang ini kan sudah diberlakukan pembayaran e-ticket – tidak ada pembayaran tiket tunai di loket. E-ticket ini berupa kartu seperti Flazz, e-Money, JakCard, TapCash, Brizzi dan MegaCash yang berhasil digandeng oleh TransJakarta dari 6 bank di Indonesia.  Nah gimana dengan mama nanti, saya tanya, kalau mama mau naik TransJakarta lagi pas pulang.

Ternyata mama saya punya Flazz dari BCA di tasnya tapi tidak tahu saldonya. Sayangnya APTB yang saya naiki tidak bisa membantu untuk mengecek saldo dengan mesin EDC BCAnya itu, walaupun pembayaran dengan kartu Flazz diterima oleh APTB itu. Karena tidak yakin dengan saldo, kami pun bertukar kartu Flazz. Saya tidak ingin dia seperti Nita yang akhirnya terpaksa membeli kembali kartu itu di loket nantinya, eman-eman.

Pemberlakukan e-Ticket oleh TransJakarta ini sebenarnya bukanlah hal baru. Proyek percobaan awal adalah untuk koridor 1 (Blok M – Kota) sudah dimulai sejak November 2014 kemarin (kalau saya tidak salah ingat). Tapi kala itu, penumpang masih diperkenankan untuk membayar tunai di loket. Tapi sejak 1 Januari 2015 e-Ticket Trans Jakarta berlaku untuk seluruh koridor.

Pada saat penerapan awal e-Ticket ini, tidak sedikit yang merasa dipersulit, apalagi jika mereka hanya sesekali naik TransJakarta ataupun yang bank tempatnya menabung tidak menerbitkan kartu plastik yang bekerja sama dengan TransJakarta. Kalau menurut saya pribadi, penggunaan e-Ticket ini memang sudah waktunya karena memudahkan kita.

LEBIH MUDAH

Membayar menggunakan kartu plastik seperti ini mudah dan banyak sudah digunakan. Lihat saja bayar tol yang sudah dimulai jauh sebelumnya, walau sampai sekarang belum juga semua gerbang memberlakukan tipe pembayaran ini. Lihat juga Commuter Line menggunakan e-Ticketing ini. Nah yang saya suka adalah saya cukup perlu satu kartu untuk semua, kecuali untuk yang tol ya – karena dikuasai oleh satu bank pemerintah terbesar itu saja.

Jadi saya cukup membawa satu kartu dan memastikan saldo dalam kartu saya cukup. Saya beberapa minggu lalu juga untuk pertama kalinya menggunakan Commuter Line bersama teman saya. Saya cukup tap kartu saya di mesin, masuk, tunggu kereta dan saat tiba di stasiun tujuan, tinggal tap kembali dan saldo akan terpotong sesuai tarif antar stasiun yang saya pakai. Kartu yang saya pakai di TransJakarta bisa digunakan di sini, yaitu Flazz BCA.

Ini mesin EDC dan Flazz Machine – kalau ada Flazz Machine ini kita biasanya bisa top up
Gambar dari sini

Bukan, ini bukanlah promo dari bank tersebut ya. Hanya saja saya merasakan kemudahan sangat dari kartu ini. Selain itu, dengan kartu Flazz BCA ini, saya pun bisa juga menggunakannya untuk berbelanja di tempat-tempat yang memiliki mesin EDC Flazz. Seperti di Gramedia (yang kartu membernya juga sebenarnya kartu Flazz), Alfa Midi – tempat biasa saya belanja di rumah (yang ini juga pernah keluarkan kartu member yang Flazz), Es Teller 77 – nah yang ini paling suka karena sering diskon kalau pakai Flazz, terus juga parkir di beberapa mall juga sudah pakai ini, bahkan terkadang promo Rp 1 untuk pembayaran parkir dengan Flazz. O iya lupa, saya juga pakai untuk di APTB Cileungsi – Blok M, lebih hemat Rp 2,500 setiap bayar dibandingkan tunai.

TOP UP

Nah salah satu kemudahannya Flazz adalah biasanya di tempat-tempat yang menerima pembayaran dengan Flazz bisa membantu kita untuk isi ulang (top up) saldo Flazz kita. Walau ada juga yang tidak ya, seperti di APTB yang tadi saya sebutkan. Entah kalau di Es Teller 77, saya belum pernah coba. Dan kalaupun tidak bisa di loket (loket TransJakarta bisa kok top up), kita masih bisa top up di ATM BCA, yang tentunya mengharuskan kita memiliki rekening BCA sedangkan kalau di counter kita bisa berikan uang tunai dan mereka top up-kan.

DESAIN

Nah bagi yang suka dengan desain cantik, kartu Flazz ini muncul dalam beragam desain loh. Pernah dikeluarkan desain sesuai shio, seperti sekarang shio Kambing (yang menurut saya kurang menarik sih), atau juga desain Hello Kitty yang bisa dijadikan hadiah loh. Atau seperti yang saya bilang, kerjasama antara Gramedia menghasilkan desain khusus Kompas Gramedia Flazz, atau dulu juga pernah ada yang Starbuck Card (saya pengen banget Flazz yang ini… ada yang punya gak – yang masih aktif ya). Penasaran desain unik yang bisa jadi koleksi dari Flazz? Coba deh cek Collectible Flazz.

KEUNTUNGAN

Saya melihat keuntungan utama dalam menggunakan kartu plastik seperti Flazz (selain promo diskon) yaitu mengurangi resiko uang hilang bagi pemegang kartu. Bener gak? Coba kan kalau buru-buru dan kita kebiasaan menaruh semua kembalian tunai begitu saja ke kantong celana (biasa cowok), kita akan main ambil aja, kadang tidak sadar kalau ada yang jatuh. Dan top up sesuai keinginan kita kok, jadi kalau kita mau kasih ke orang lain, kita bisa berikan jumlah yang sewajarnya untuk hadiah.

Bagi perusahaan yang bekerja sama dengan BCA dalam hal ini mendapatkan keuntungan juga pastinya. Promo, sudah pastilah perusahaan yang ok kerja sama dengan BCA mendapat manfaat peningkatan penjualan kan? Perusahaan yang kerja sama dalam bentuk membership card, setidaknya tidak perlu mengeluarkan biaya sebesar kalau dia mencetak kartu member sendiri. Terus juga misalnya TransJakarta, kerja sama transaksi saja, TransJakarta diuntungkan dengan kepastian uang penjualan hari itu masuk ke rekening. 

Kalau kalian, terutama yang di Jakarta, apakah menggunakan kartu plastik ini (yang saya rasa meniru konsep kartu MRT di negeri tetangga)? Apakah memudahkan atau justru merugian kalau menurut kalian? Share yuk.

Exit mobile version