Febriyan Lukito

Hidup Itu Menanjak

Curug (Waterfall) Nangka

naik… naik ke puncak gunung

tinggi-tinggi sekali… 

Siapa yang tak kenal lagu itu (kalau anda orang Indonesia pasti kenal). Lagu anak-anak yang mungkin sudah mulai memudar tapi saya masih ingat lagu itu. Lagu yang menyenangkan. Kiri kanan, kulihat saja banyak pohon cemara. Ok. Lagunya cukup ya (btw, saya gak ingat pencipta lagunya). Postingan kali ini bukan tentang lagu itu, tapi mendekati dengan lirik yang ada dalam lagu itu.

Salah satu foto yang saya ikut sertakan dalam Weekly Photo Challenge minggu ini (Fresh) adalah sebuah foto air terjun (Curug) di daerah Bogor, yaitu Curug Nangka. Curugnya itu indah banget. Alam sekitarnya juga seru. Hawa di sana dingin, menyegarkan, padahal saya di sana pas siang hari.

Dalam perjalanan itu, yang saya ingat adalah perjalanannya. Dari BTM (Bogor Trade Mall), saya dan teman menggunakan angkot. Hanya 1 angkot tapi cukup lama perjalanannya. Kemudian, turun dari angkot ini, kita diberi pilihan. Yaitu naik ojek ke kawasan curug atau berjalan kaki. Setelah membayar tiket 10ribu untuk masuk kawasan, kita akan melihat daerah yang masih asri.

Menuju Curug Nangka ini bukanlah perjalanan mudah. Harus mendaki. Yap… Jalannya agak mendaki. Cukup berat bagi saya yang memang jarang mendaki. 😀 Di sepanjang perjalanan, kita akan bertemu 3 curug – sayangnya saya sudah lupa nama-namanya. Dua curug sebelum Curug Nangka ini hanyalah curug kecil. Yang terbesar memang Curug Nangka yang letaknya paling atas di antara yang lainnya.

Sepanjang perjalanan, kita akan banyak menemukan warung-warung sederhana yang menjual makanan. Mulai dari gorengan, mie rebus, jagung bakar, kopi hangat dan lainnya. Dan para penjaga warung, kalau ditanya seberapa jauh Curug Nangka dari tempatnya akan menjawab 200 meter lagi. Tapi… nyatanya… lebih dari itu. 😀

Tapi pendakian kita tak sia-sia. Setibanya di sana, udara dingin yang berhembus memberi kita kesegaran yang sangat nikmat. Ditambah lagi dengan air dingin dari Curug Nangka ini. Brrr… tapi segar sekali setelah menempuh perjalanan itu. Rasanya tak sia-sia perjalanan pendakian itu.

Saya sempat ingin berhenti di curug kedua. Tapi teman saya… Dia ingin ke sana dan meyakinkan saya, setelah beristirahat cukup, dia memberi saya semangat kembali untuk berjalan dan untungnya saya mendengarkan dia. Tak ada lagi SESAL.

HIDUP

Yah… sebenarnya inti post saya kali ini adalah tentang hidup. Pengalaman perjalanan menuju Curug Nangka itu membuat saya berpikir. Hidup itu menanjak seperti perjalanan saya ke sana.

Kita menginginkan hidup yang WOW. Dan untuk itu kita akan dihadapkan dalam sebuah perjalanan yang tak mudah. Mungkin ada banyak pendakian. Dan di sepanjang pendakian itu, kita akan menemukan hal-hal yang akan membuat kita berpikir: ‘rasanya segini juga oke nih. Nyaman.’ 

Dalam perjalanan ke Curug Nangka ini, ibaratnya adalah curug-curug lainnya sebelum Curug Nangka. Di mana rasanya menikmati alam di curug itu pun sudah wow dan cukup bagi saya yang letih.

Tapi…

Sebenarnya, perjalanan menuju kehidupan WOW yang sebenarnya kita inginkan itu tinggal sedikit lagi. Dan tempat yang kita bilang nyaman tadi sebenarnya masih belum ada apa-apanya dari yang menanti kita di sana. Kuatkan diri kita, semangati diri kita, carilah teman yang mendukung kita dan bersedia menemani kita hingga ke atas, dan kita akan mendapatkan WOW yang benar-benar kita inginkan.

Dan setibanya di sana…

Semua lelah dari perjuangan kita selama ini, terbayar. Tak ada lagi rasa itu. Hanya rasa puas, bahagia, senang, bangga. Semua jadi satu.

TIPS menghadapi hidup menanjak

Ingin mendapatkan yang WOW dalam hidupmu? Berikut beberapa TIPS dari saya alakadarnya:

1. Tentukan WOW yang diinginkan – dalam hal ini saya ingin ke Curug Nangka yang sebenarnya sudah bertahun-tahun ingin saya kunjungi. Tentukan tujuan akhir hidup kita dulu sebelum melangkah terlalu jauh. Kalau sudah melangkah sekarang, coba berhenti dulu sejenak dan pikirkan arahnya.

2. Cari teman seperjalanan yang cocok dengan kita – yang dapat menemani dan selalu memberi semangat kepada kita untuk menggapainya. Karena sebenarnya perjalanan itu tak mudah, kita butuh mereka untuk mendukung kita.

3. Beristirahatlah jika diperlukan. Istirahatlah sejenak. Jangan terlalu terburu-buru mengejarnya. Tapi nikmatilah perjalanannya. Saya sangat menikmati perjalanan itu. Walau lelah dan kaki sakit, tapi sepanjang perjalanan, saya menikmatinya. Menikmati secangkir kopi hangat, gorengan biasa, gangguan para monyet, keberadaan pengunjung lainnya. Inilah yang harus kita lakukan dalam hidup kita. Nikmati!!!

4. Jangan menyerah! Apapun yang terjadi. Jangan pernah menyerah. Kobarkan terus semangatmu dalam diri untuk menggapainya. Banyak motivator yang menggunakan cara – tuliskan tujuanmu di tempat kau dapat melihatnya. Ini bukan lain untuk membakar semangatmu selalu. Karena sekali kita menyerah, hidup yang diinginkan tak pernah tercapai.

5. Berdoa dan selalu berdoa. Kita ada di dunia ini karena DIA. Jadi, selalu bersyukur atas apa yang kita nikmati sekarang dan terus berusaha mewujudkan yang kita inginkan esok. Selalu berdoa kepadaNya karena Dia kan selalu mendengar. Setibanya di Curug Nangka, satu hal yang saya lakukan adalah berdoa. Berterima kasih atas kesempatan saya melihat keindahan ini.

Jadi…

Hidup ini seperti sebuah perjalanan wisata. Nikmati – hingga akhirnya kita mencapai tempat tujuan wisata yang kita inginkan.

Ryan – 210713

Sebagai penutup, saya masukkan beberapa foto lainnya terkait Curug Nangka ini.

Hidup Itu Menanjak 1
Exit mobile version