Febriyan Lukito

Hidup Ini Dalam Genggaman Siapa

Panoramic Scene Dermaga 2

Ya… tapi kita ini hidup di dunia ini untuk… 

Untuk apa? Untuk memilih! Ingat itu

Do you want to walk on this path or another one?
Do you want to walk on this path or another one?

Kutipan di atas bukan diambil dari buku atau dialog mana pun kok. Itu hanya pemikiran saya yang secara tiba-tiba saja datang saat menulis ini. Entah kenapa, saya pun tak paham, saya menulis tentang ini padahal draft yang nangkring itu masih banyak yang belum diteruskan. Ya tiba-tiba aja ingin menulis soal hidup.

Hidup…

Membahas apa itu hidup mah bukan sepertinya bukan ranah saya, masih gak kuat saya membahas yang mendalam soal hidup itu apa. Di sini saya hanya ingin mengatakan kalau dalam perjalanan hidup setiap orang, di mulai sejak kelahiran kita menjadi dewasa hingga nantinya tua dan meninggalkan kehidupan ini, kita akan selalu dihadapkan pada banyak pilihan.

Yes, life is full of choice, whether you like the choices presented to you or not. 

Mungkin ada yang akan bilang bahwa pas masih kecil (kisaran SD, SMP sampai saat tertentu pada SMA), kita tidak pernah diberikan pilihan, hanya ditunjukkan jalannya saja oleh orang tua. Tapi sebenarnya di sepanjang rentang waktu itu kita juga sudah dihadapkan dengan pilihan kok. Mulai dari memutuskan akan terus sekolah atau tidak setiap harinya, atau juga dalam hal berteman dengan siapa.

Orang tua akan memberi masukan atas teman yang kita pilih tapi ujung-ujungnya semua adalah pilihan kita sendiri. Lalu apakah pilihan itu berhenti hingga di situ saja? Tidak kan? Setiap saat kita diberikan kesempatan untuk memilih. Kuliah di mana, jurusan apa dan kerja bagian apa, seperti yang juga dialami oleh teman saya yang psikolog itu juga. Kemudian kalau sudah berhasil menentukan hal-hal itu, akan ada banyak lagi pilihan-pilihan lain yang menanti.

Bisa saja seperti apakah akan terus bekerja di perusahaan itu terus ataukah pindah kuadran. Atau juga apakah akan menikah atau terus menjomblo (ini pilihan juga loh hahahaha). Mau jadi orang tua yang cuek atau orang tua yang peduli sama anaknya walau kerja keras untuk keluarga, dan lainnya dan lainnya dan lainnya. Banyak deh intinya pilihan yang ada di dalam hidup kita.

Nah terkadang, di antara pilihan-pilihan yang dihadapkan ke kita itu, ada yang mengharuskan kita memilih yang terbaik di antara yang terburuk. Pernah ada pengalamankah? Seperti misalnya saya tuh beberapa waktu lalu. Di saat harus memilih di antara pilihan yang tidaklah baik. Tapi ya saya harus memilih hingga akhirnya saya pun memutuskan yang terbaik di antara yang terburuk itu.

YOURS

Whatever you choose, please be noticed that it is yours. I mean, other can give you so many inputs about the things you need to decide but at the end it is your decision. 

Setuju gak dengan kutipan di atas?

The future is YOURS

Nah sayangnya sih, yang saya perhatikan dan kadang saya pun juga gitu, di saat kita merasa pilihan kita ini tidaklah seperti yang kita harapkan, kita cenderung mencari celah dan menyalahkan seseorang atau kondisi lainnya yang bisa disalahkan – kalau istilah kerennya ya mencari Kambing Hitam, walaupun kambing yang berkeliaran lebih banyak yang putih. Ini ya bagian dari sifat dasar manusia, yaitu egois dan tidak ingin disalahkan.

Namun, sebenarnya satu hal yang perlu kita perhatikan adalah bahwa dalam setiap pilihan dan yang akhirnya kita putuskan, kita hanya perlu ingat satu hal, yaitu tanggung jawab. Semua pilihan yang sudah kita pilih, entah itu terbaik di antara terbaik ataupun terbaik di antara terburuk, adalah baik jika kita memilihnya dan bertanggung jawab atas apa yang telah kita pilih itu.

Bertanggung jawab artinya kita menerima kenyataan bahwa pilihan itu ada dan kita sudah memilih. Bertanggung jawab berarti kita mendewasakan diri kita atas kehidupan kita ini. Bertanggung jawab berarti kita mensyukuri apa yang telah kita pilih dan bersyukur atas kehidupan kita ini. Kembali lagi, kita akan dihadapkan dalam pilihan, apakah akan bertanggung jawab ataukah tidak.

Nah kalau sudah begini, jika ada yang bertanya: Hidup ini dalam genggaman siapa? Apa jawabannya?

Ada mau share-kah pengalaman tentang hidup, pilihan dan tanggung jawab?

Exit mobile version