Site icon Febriyan Lukito

H for….

hatred will lead you into darkness and put you away from love, beauty and happiness

Kita pasti pernah membenci seseorang dalam hidup kita, entah karena kesalahan yang disengaja oleh orang itu, ataupun karena kesalahan kita sendiri, tapi malah kita membenci orang lain.

Di saat membenci, biasanya kita merasa murung, kesal saja bawaannya setiap hari. Hampir setiap saat kita merasa ada saja yang salah di dalam hidup kita atau sekitar kita. Satu demi satu keindahan dalam hidup mulai menghilang dan pada akhirnya, we’re givin’ up into the darkness.

JANGAN!!!

Saya pernah mengalaminya (yup… i’ve been there), dan percayalah, tidaklah mengenakan hidup dalam kebencian seperti itu.  Hari demi hari, yang ada dalam benak adalah bagaimana seseorang dapat ‘disakiti’ karena kita ingin membalas kesalahan mereka terhadap kita.

Diawali dengan kesalahan yang dilakukan oleh orang lain kepada saya saat itu. Dan penyangkalan demi penyangkalan yang diucapkannya. Hal ini membuat saya semakin lama semakin marah dan kesal hingga akhirnya meledak dan lama kelamaan menjadi sebuah kebencian.

Jujur… saat-saat seperti itu tidaklah menyenangkan. Tidak menyenangkan sama sekali. Rasanya sungguh tak enak dikelilingi oleh rasa benci seperti itu. Tapi di saat itu, yang ada di dalam benak adalah bagaimana kesalnya saya terhadap orang itu dan ingin sekali membalas dendam.

DARKNESS

Kalau Batman filmnya berjudul Dark Knight Rises, maka saya sendiri mengalaminya, sepertinya ‘kegelapan’ mulai merajai diri dan hidup saya. Dan efeknya pun tak sedikit.

Sekitar saya pun jadi terkena imbas. Saya, tanpa saya sadari awalnya, mulai menjauhi siapa pun. Dan kalau ada yang bertanya, saya sering menjadi ‘spaneng’ sendirian.

Rasanya kesal saja bawaannya. Inginnya marah-marah ke orang yang berani mendekat dan bertanya kepada saya. Untungnya (sama seperti kebiasaan orang Indonesia lainnya – selalu mencari untung di setiap kejadian), beberapa teman mengerti dan bahkan membantu saya dengan cara mereka sendiri dan pekerjaan tidak sampai terpengaruh oleh keadaan itu.

Kalau biasanya kita bisa melihat keindahan dunia, dari sisi positif, nah kalau dalam pelukan (ceileh) hatred, yang ada adalah negatif saja…

FORGIVENESS

Dalam hal kebencian, yang dibutuhkan adalah kata MAAF – Forgiveness. Bukan untuk dia yang bersalah saja, namun lebih kepada diri sendiri. Karena sebenarnya di dalam perkataan memaafkan, kita memaafkan dia yang telah salah kepada kita dan yang lebih penting, kita memaafkan diri kita (coba deh baca blog-nya @justsilly tentang forgiveness: http://www.newsilly.com/2012/09/01/forgiveness/)

Yang jauh lebih penting dari kata maaf adalah bahwa kita sudah dapat menerima keadaan yang terjadi di dalam hidup kita saat itu. Bahwa manusia tidak ada yang sempurna. Bahwa diri kita sendiri pun tak sempurna. Jadi untuk apa kita mendendam? Why do we keep the hatred flaming inside our heart? Sedangkan hati kita bisa menebar ribuan cinta kepada sekitar kita.

H For….

Saya sendiri sangat bersyukur kini. Bahwa perlahan, mata saya dibukakan dan mulai memahami kehidupan seperti apa adanya. Bahwa ketidaksempurnaan itu memang ada, baik di dalam diri kita maupun sekitar kita.

Tapi hal itu justru membuat hidup kita menjadi lebih baik. Ketidaksempuranaan hidup, termasuk di dalamnya kebencian tadi, membuat saya belajar dan belajar dan belajar.

Dan hari ini, saya menuliskan kenyataan bahwa saya pernah membenci seseorang bukan untuk mengajak yang lain untuk membenci, tapi untuk saling mengingatkan… bahwa sebenarnya kita di saat menghadapi situasi juga dihadapkan pada pilihan.

Saat saya mengetahui orang itu salah, saya sebenarnya dihadapkan pada dua pilihan. Membenci atau Menerima kenyataan. Nah… yang saya pilih adalah membenci. Dan berakhir semakin buruk, bagi saya sendiri, bagi dia yang ‘dipersalahkan’ dalam hal ini dan juga orang sekitar kita.

Walaupun pada akhirnya, saya pribadi ditarik ke pilihan kedua, menerima kenyataan, waktu yang terbuang selama ini untuk membenci itu sudah tak dapat ditarik kembali. Tak dapat diulang. Dan itu sangat merugikan saya.

Dan kini saya ingin share bahwa, di saat kita seperti itu, ada 2 H yang dapat kita pilih:

H for Hatred

H for Happy

Ingin hidup dalam kebencian dan merasakan ‘gelap’nya hidup atau hidup dalam kebahagiaan dan merasakan keindahan setiap saat.

whatever you choose,… don’t blame anyone…

Ryan

040912 1200

Exit mobile version