Febriyan Lukito

Chasing…

Siapa ayo yang tidak ingin bahagia dalam hidupnya? Kalau ada yang tak ingin bahagia, tolong dong kasih tahu alasannya apa, siapa tahu bisa bagi-bagi rahasia. 

Nah kemudian pertanyaan berikutnya, apakah kita semua sudah bahagia saat ini? Apa sih ukuran kebahagiaanmu saat ini? Kekayaan? Kekuasaan? Keluarga? Teman? Atau adakah yang lainnya?

Kekayaan, misalnya seberapakah kekayaan yang dianggap membahagiakan? Apakah 1 milliar akan membuat bahagia? Ataukah sebenarnya 1000 saja sudah bahagia?

Coba kita baca kisah singkat ini:

Seorang pemuda berpakaian necis mendatangi sebuah cafe yang terbilang mahal di bilangan Jakarta Selatan. Dia memesan steak tenderloin terbaik di cafe itu, yang satu porsinya bisa mencapai Rp 500ribu. Dan kemudian, dia memesan juga sebotol anggur merah terbaik, sudah berumur 20 tahun, harganya Rp 500ribu juga. Dia menikmati makanan dan minuman itu dengan penuh senyum. Kualitas berbanding lurus dengan harga, pikirnya. Setelah makan, dia segera kembali ke apartemen yang disewanya dengan harga sewa bulanan mencapai Rp 5juta. Dia menyalakan TV dan AC, kemudian duduk di sofa yang dia impor langsung dari Singapura (kenapa negara penghasil  barang harus impor banyak dari negara trading seperti Singapura ya?). Sendiri.

Di sisi lain, seorang kakek berpakaian compang-camping sedang mengais tempat sampah di cafe tempat pemuda tadi makan. Dia menemukan banyak botol air mineral kosong, kardus bekas, dan terkadang dia menemukan beberapa potong makanan yang masih layak dalam kotak berbahan sterofom. Dia pun membawa hasil tangkapannya itu ke sebuah tempat langganannya. Semua botol, kardus dia jual dan dia mendapatkan Rp 5ribu jika sedang bernasib baik. Kemudian dia pergi ke sebuah warteg dekat dengan tempat tinggalnya. Membeli sebungkus nasi rames dengan lauk perkedel, sayur daun singkong dan tempe. Dia pun membawa sebungkus makanan itu ke rumahnya dan menemukan dua orang gadis sedang menanti mereka. Kedua gadis itu pun memeluk kakek itu dan kemudian menyantap makanan itu bersama.

Siapakah yang lebih bahagia di antara pemuda dan kakek itu?

Chasing... 1
Chasing Money

If you want to be happy, don’t chase the money.

If you want to be happy, don’t chase the money. Catch up to the ideas and activities that make you come alive. Go for the things of greater value – the things money can’t buy.

Nah, saya kembali browsing-browsing di I Hate Quote dan menemukan kutipan di atas.  Mengejar uang, siapa juga sih yang gak mau mempunyai banyak uang? Dengan uang, kita bisa dapatkan segalanya kok. Jadi kenapa juga kita tak mengejar uang?

Banyak yang bilang uang bukan segalanya, tapi segalanya membutuhkan uang kan. Jadi ya tentunya banyak yang mengejar uang itu dalam hidup mereka. Hari demi hari dihabiskan untuk mendapatkan uang yang mereka inginkan itu. Tapi berapa banyak dari yang sudah berhasil mendapatkan kekayaan itu dan akhirnya masih merasakan ketidakbahagiaan itu?

Jadi apa sebenarnya kebahagiaan yang dicari itu? Kalau dari kutipan di atas adalah hal-hal yang justru tidak dapat dibeli dengan uang. Hal – hal yang dapat memberi nilai pada kehidupanmu dan sekitar, hal-hal yang memang membuatmu senang dan juga membuat orang di sekitar  juga tersenyum, tertawa dan lainnya.

Hal-hal seperti inilah yang memang disebut “priceless” dalam hidup. Hal yang tidak dapat diukur dengan uang tapi sangat menyenangkan hati kita. Betul gak? Menyenangkan kan melihat orang di sekitar kita tersenyum bahkan tertawa lepas bersama kita.

Tapi… semua kembali lagi ke diri masing-masing. Seperti apa definisi kebahagiaannya dan apa yang diinginkan dalam hidup masing-masing.

Exit mobile version