Febriyan Lukito

CANGKIR KOSONG VS CANGKIR PENUH

Menulislah dengan gaya tulisanmu sendiri

Ada yang nonton 2012 – ingat adegan di atas Tibet?

cangkir penuh vs cangkir kosong

Tuang air ke dalam cangkir hingga air itu luber? seperti itulah kita. menerima dan menerima dengan kondisi cangkir kita sudah cukup penuh sehingga terlalu banyak dan tidak muat lagi cangkir kita.

Yang perlu dilakukan adalah mengosongkan terlebih dahulu cangkir kita untuk menyerap hal-hal baru yang baik untuk kita. Jangan biarkan pengetahuan kita menjadi penghalang pikiran kita untuk berkembang.

Cangkir Kosong Vs Cangkir Penuh dalam Berteman

Salah satunya saat kita berdiskusi dengan teman – sudah ada mindset-mindset tertentu yang ada di dalam pikiran kita. Buanglah mindset kita terlebih dahulu untuk menyerap inti dari yang sedang dibicarakan.

Barulah ambil mindset kita sebagai pembanding bukan sebagai benteng pertahanan. Jangan jadikan sebagai bahan perdebatan yang tidak berujung.

Lihatlah teknik belajar yang dilakukan oleh Jepang. mengamati teknologi asing untuk mendapatkan yang terbaik. Ambil yang bagus – buang yang jelek. Seperti itu juga kita harus mencermati setiap diskusi.

Ambil yang bagus – buang yang jelek, gunakan mindset yang sudah ada dalam kita (entah itu agama, adat, kebiasaan, dll) sebagai penyaring yang bagus dan yang jelek.

Ini hanyalah opini saya sebagai seorang manusia biasa. Bisa salah – bisa benar.

Exit mobile version