fbpx
Febriyan Writing about life and anything that happen in life is one of my to do things. That's the reason blog Blog Review, Tips & Inspirasi by Febriyan Lukito born. Now I also admins for: Tempat Nongkrong Seru Pikiran Random Tulisan Blogger Indonesia

Naik Kereta Api Tut Tut Tut

2 min read

naik kereta api kartu pembayaran elektronik untuk commuter line dan transjakarta

Subuh-subuh nanyi gituan serasa anak kecil banget sayahhh. Ini gara-gara kemarin sore naik kereta api, commuter line lebih tepatnya ke daerah Serpong. Terakhir naik kereta api itu bulan lalu. Dari Stasiun Senen ke Stasiun Cawang abis anter si dia.Β Tadinya janjian sama Gara dan Dita di Stasiun Tanah Abang. Tapi berhubung sayahnya merasa dah telat dari jam janjian. Sayah pun jadi naik kereta api dari Stasiun Palmerah. Dan ternyata…

Stasiun Palmerah dah berubah banget. Beberapa bulan lalu masih under renovation sih. Sekarang dah selesai. Dua lantai. Jadi loketnya di lantai dua, nunggu di lantai satu. Hebat nih stasiun-stasiunnya sekarang diperbaiki terus.

Naik Kereta Api – Commuter Line

Kalau dulu kan namanya naik kereta api itu karcisnya masih biasa ya. Ada sih abodemen bulanan gitu. Inget banget pas di rumah yang dulu, deket sama stasiun, cici langganan karena kantor di Kota. Lebih gampang naik kereta.

Nah sekarang udah serba kartu. Kayak TransJakarta yang sudah nerapin Kartu Elektronik untuk paymentnya. Nah Commuter Line malah udah lebih dulu menerapkannya. Kita bisa bayar pakai kartu elektronik seperti Flazz dari BCA, E-Money dari Bank Mandiri, Brizzi dari BRI dan lainnya. Tinggal tap. Masuk. Tap keluar.

Nah kemarin saya dengan PeDe tap aja. Eh ternyata saldo tidak cukup. Padahal saya tahu bakal cuma bayar 2ribu doang dari Stasiun Palmerah ke Stasiun Rawa Buntu. Saldo saya lebih dari itu.

Baliklah saya ke loket. Pas ditanya ternyata saldo minimal di kartu buat Commuter Line itu 11ribu. Saldo saya hanya 10.999 – entah apa yang charge saya 1 rupiah. Β Hiksss. Cuma hanya 1 rupiah saya gak bisa masuk. Mewek lebay di stasiun.

Gak ding. Saya pun akhirnya beli tiket sekali jalan. Bayar 12ribu setelah bilang stasiun tujuan. Mahal? Gak kok. Wong nanti kartunya tinggal dibalikin pas di stasiun tujuan dan dikembalikan deh 10ribunya. Jadi ya sama aja.

Tarif Commuter Line 2015Β 

Sejak April 2015, Commuter Line sudah menerapkan tarif berdasarkan jarak. Pernah saya tulis di post jalan-jalan ke Bogor beberapa waktu lalu tarifnya hanya 5ribu. Itu Jakarta Bogor loh. Gak percaya? Lihat deh filenya di google drive Commuter Line ini. Ada Peta dan Tarif Commuter Line 2015.

Rutenya pun sudah nyambung semua. Jadi ya bisa pindah tanpa pusing deh. Cuma perlu ingatkan aja di mana Stasiun Transit nya. Males ngapalin? Ya udah. Lihat peta ini aja – diambil dari website krl.co.id. Bisa dicek juga di google drive di atas itu kok. πŸ˜€

naik kereta api - peta rute commuter line
Sumber: krl.co.id

Nah denger-denger TransJakarta pun mau menerapkan tarif berdasarkan jarak juga. Terus mau bikin aplikasi mobile buat TransJakarta namanya GoBusway. Mirip dengan service yang lagi trend?

Iyalah. Orang yang diminta bikin juga dia kok. GoJek. Dan rencananya bahkan mau integrasi. Nah ini yang saya belum paham integrasinya gimana. Hehe. Yang pasti GoBusway nanti bisa bantu kita cek bus TransJakarta yang kita mau naik itu sudah di mana dan berapa lama lagi sampainya.

Yah harapan sayah mah cuma satu. Itu data akurat aja. Pernah juga kan diterapkan estimasi kedatangan di masing-masing halte Busway Koridor 1. Tapi gak berhasil. Hehe.

Kartu Pembayaran Commuter Line dan TransJakarta

Memang ya. Sekarang itu udah jamannya pakai kartu buat bayar. Ataupun pakai aplikasi payment macam yang diterapkan GoJek. Intinya sih cashless.

TransJakarta aja dah gak bolehin kita bayar tunai sekarang. Semua pakai kartu electronic money. Entah itu Flazz, Brizzi, e-money dan lainnya. Kalau gak punya, saya sarankan sih beli kartunya. Gak rugi. Kayak Flazz BCA yang saya pakai, bisa dipakai untuk yang lainnya.

Baca juga: Kartu sebagai pembayaran

Bayar tol aja sekarang sudah mulai diarahkan ke pembayaran dengan kartu juga. Pintu Tol Semanggi 1 hanya menerima pembayaran dengan kartu alias GTO. Terus lihat aja di pintu tol lainnya, berapa banyak GTO yang disiapkan? Gak sedikit. Malah yang cash dah makin dikit. Kayak di Pintu Tol Cibubur aja sekarang ada 4 GTO dari total 8 pintu.

Jadi napa juga gak siap dengan kartu electronic money ini? Naik kereta api jadi gampang, TransJakarta juga gampang. Gak pake ribet.

Kalian sudah pakai belum?

Tulisan sayah ngalor ngidul gini yak. Hahaha.

Febriyan Writing about life and anything that happen in life is one of my to do things. That's the reason blog Blog Review, Tips & Inspirasi by Febriyan Lukito born. Now I also admins for: Tempat Nongkrong Seru Pikiran Random Tulisan Blogger Indonesia

41 Replies to “Naik Kereta Api Tut Tut Tut”

  1. saya punya kartu e money cuma 1, gak bsa ya buat sekeluarga? trs pnya 2 jackcard ragunan tp gak bsa ya buat naik kereta?

  2. jadi teringat beberapa tahun yang lalu naik kereta kommuter… bayar dapat kartu terus kartunya balikin lagi… tapi duit juga kembali… wkwk

  3. It sounds easy to travel around kereta api in Jakarta? Quite similar to here in Australia where we have a card too that has a pass that allows us to travel. But the trains here are always late!

    1. Well same here Mabel. They are late also sometimes. And even cancelled πŸ˜€

      It is easier now Mabel to go using train, not like it used to. And soon we would have the MRT also (hopefully around 2019) πŸ˜›

      1. The MRT sounds exciting for Jakarta. Hope when it’s up and running it will be efficient. When I was last there, dad told me not to take the buses as they are not safe. Don’t know how true that is.

      2. Well, if we are talking the ordinary bus – not the TransJakarta, yes, your dad is right – sadly. But if you take TransJakarta, it is safer than the ordinary bus.

      3. I think my dad was talking about the bus system in general, though wherever we went, we saw Transjakarta buses. I remember the bus stops looked rather rundown but people didn’t seem to mind. To the locals, it seemed like a means to get around, better than car.

      4. For me because I can’t drive (for now). And thinking about driving in Jakarta. Ooo I prefer public transports. So I can sleep or read.

  4. Emang arahnya harus make duit plastik ini ke depannya. Katanya ngurangin pengeluaran negara buat nyetak duit.

  5. kartu comm line punya, kartu emoney punya, etoll punya … kebanyakan ya..
    he..he..
    padahal cuma cukup satu kartu emoney bisa buat semuanya, tapi karena takut lupa, dan takut saldo kurang ya tetap aja dipertahankan semuanya

    sejak pindah sini, kartu2 itu nggak kepake, lewat jalan kampung sih he..he.., nggak pake biaya cuma sedia koin buat pak ogah aja

  6. Sudah diterapkan mas yang distance-based… 2.000 buat 25km pertama dan 1.000 buat 10km berikutnya, kalau saya tidak salah. Ke Bogor kalau dari tempat saya sekarang Rp5.500 tapi kalau ke kota cuma Rp2.000, angkot saja sudah tidak ada yang harganya dua rebu, ini kereta, ber-AC pulak :haha. Cuma saldo minimum Rp11k, kalau tap keluar terus saldonya ternyata jadi kurang bisa kena suplisi Rp50k, lumayan Mas suplisinya jadi kudu dicek terus kan kartu kita :huhu.

    Dan kadang suka ada promo juga, misal kartu Flazz bikin promo Rp1, jadi semua perjalanan KRL itu cuma di-charge Rp1, mirip promo di buswaylah :hehe.

    Iya ya, sekarang masyarakat di-encourage banget buat card payment seperti ini, tapi memang sangat memudahkan sih. Saya bahkan punya dua, satu emoney dan satu kartu bintang jatuh :haha. Soalnya suka ngajak temen atau keluarga naik KRL jadi sebagai teman yang baik kan kita kudu hospitality :hihi.

    1. Yang busway sudah? Kalau comline memang sudah. Per km.
      Nah itu. Kmrn akunya kan gak tahu Gar. Hiks. Jadi ya beli one way ticket aja deh. Lumayan juga sih. Heheh.

      1. Oh ini ngomongin busway yaaak? Bukan comline yaaak? Doh sotoy deh saya, maapkeun yaaak. :hehe. Kurang tahu juga Mas kalau busway kapan :haha *dihajar*.

      2. Iya, mungkin karena haltenya belum dibangun semua kali ya Mas, kan sekarang sedang ada pembangunan koridor baru juga yah… :hehe.

    1. Gw lbh suka flazz. Sayangnya gak bs buat tol. Jd punya sendiri lagi buat tol. Hehehehe.
      Itu kan terpaksa Ye gw beli kartu keretanya. Hiks. Cuma 1 rupiah doang cobaaaa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *